KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan MRT Lin Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 baru saja dicanangkan oleh Presiden Jokowi pada Rabu (11/9/2024) lalu. Pembangunannya dimulai dari Stasiun MRT Thamrin, yang akan menghubungkan Tomang, Jakarta Barat, dengan Medan Satria, Bekasi. Melansir
Infopublik.id, jalur sepanjang 24,5 kilometer ini akan melayani 21 stasiun dan menjadi solusi bagi kemacetan lalu lintas di jam-jam sibuk di Jakarta. Rute MRT ini akan melintasi stasiun-stasiun utama seperti Tomang, Grogol, Roxy, Petojo, Cideng, Thamrin, Kebon Sirih, Kwitang, Senen, Galur, Cempaka Baru, Sumur Batu, Pakulonan Barat, Pakulonan Timur, Perintis, Pulogadung, Penggilingan, Cakung Barat, Pulo Gebang, Ujung Menteng, hingga Medan Satria.
"Waktu tempuh yang ditargetkan untuk jalur ini adalah 45 menit," ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pada Kamis (12/9/2024). Menhub Budi Karya Sumadi menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang mendukung pembangunan transportasi massal perkotaan, khususnya MRT Jakarta. "Presiden Joko Widodo telah mencanangkan pembangunan MRT Lin Timur-Barat dari Medan Satria hingga Tomang, menunjukkan komitmen pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta untuk memperluas jaringan angkutan massal," jelasnya.
Baca Juga: Cagub Jakarta, Pramono Anung Ingin Bangun MRT hingga Tangerang Selatan Jalur MRT Timur-Barat ini menjadi lanjutan dari proyek sebelumnya, yakni MRT Selatan-Utara yang sudah menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran HI, dan yang kini sedang dilanjutkan ke Stasiun Kota. Terkait pendanaan, Menhub menjelaskan bahwa proyek MRT Lin Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 menggunakan skema co-financing yang melibatkan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB). "Pendanaan dibagi 49 persen dari pemerintah pusat melalui hibah (on granting) dan 51 persen dari Pemprov DKI Jakarta melalui pinjaman (on lending)," terang Menhub. Tahap pertama pinjaman berasal dari JICA yang diterima oleh pemerintah pusat, lalu diterushibahkan dan diteruspinjamkan kepada Pemprov DKI Jakarta. Dalam pembagian tugas, Kementerian Perhubungan akan bertindak sebagai executing agency yang bertanggung jawab sebagai regulator dan pengawas penggunaan dana hibah. Sedangkan Pemprov DKI Jakarta bertindak sebagai implementing agency yang mengawasi pengadaan jasa konsultasi dan konstruksi. Sementara itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan berperan sebagai sub-implementing agency yang bertanggung jawab untuk engineering design, laporan proyek, hingga pengoperasian dan pemeliharaan jalur MRT.
Baca Juga: Tarif Resmi dan Jadwal Keberangkatan MRT Jakarta Bulan September 2024 saat Weekdays Pada pencanangan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa pembangunan MRT telah mengubah wajah transportasi di Jakarta dan Indonesia. Sejak beroperasi pada Maret 2019, MRT Lebak Bulus-Bundaran HI telah melayani lebih dari 120 juta penumpang. Presiden berharap perluasan jalur MRT ini akan semakin memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global dengan transportasi modern yang menghubungkan wilayah aglomerasi.
"Kami ingin memperluas jangkauan MRT dengan membangun lin Timur-Barat fase 1 tahap 1 dari Medan Satria hingga Tomang, yang akan mendukung Jakarta sebagai kota modern dan global," imbuh Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie