KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau sudah boleh terbang lagi, jumlah penumpang maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (
GIAA) masih rendah. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, tingkat keterisian atau okupansi armada yang dioperasikan GIAA untuk mengangkut penumpang khusus (
exemption) selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) cukup rendah. GIAA mencatat, jumlah penumpang per pesawat kini tak mencapai 50% "Adapun melalui mekanisme
physical disyancing tersebut, mayoritas tingkat keterisian kursi berada dikisaran di bawah 50%," ujar Irfan kepada Kontan.co.id, Jumat (29/5).
Irfan juga memastikan, penumpang yang saat ini terbang adalah memang penumpang yang harus dan berkepentingan untuk pergi bukan yang mau pergi. Tentunya dengan mengacu pada ketentuan kriteria penumpang yang memang diperbolehkan terbang di masa pembatasan transportasi ini sesuai SE No 5 Gugus Tugas Covid dan Permenhub No 25/2020.
Baca Juga: Garuda Indonesia batalkan penerbangan Abu Dhabi - Jakarta, ini alasannya Ia menjelaskan, beberapa rute penerbangan yang banyak diterbangi penumpang saat ini, diantaranya rute penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan, Makassar dan Medan. "Pada rute penerbangan tersebut rata rata kami melayani antara dari 2-3 penerbangan walaupun secara tren frekuensi tetap bergerak dinamis sesuai dengan kondisi
market," kata Irfan. Irfan menyebut, pembatasan operasi penerbangan tidak dapat dipungkiri menekan kinerja perusahaan saat ini. Namun demikian, pada masa pandemi ini, fokus Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan adalah guna memastikan konektivitas dan tentunya melayani masyarakat yang harus/berkepentingan untuk bepergian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. "Adalah kewajiban Garuda Indonesia sebagai National Flag Carrier untuk berperan aktif di garda terdepan dalam melayani kebutuhan penerbangan masyarakat Indonesia dalam masa pembatasan ini serta juga mendukung pergerakan perekonomian Nasional," ujarnya. Garuda juga telah bersiap diri untuk dapat menjalankan upaya strategis lainnya pada masa
new normal dan saat pandemi ini dapat teratasi. "Komitmen kami pada masa pandemi ini adalah untuk senantiasa mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang dengan berlandaskan protokol kesehatan yang dilaksanakan secara konsisten," tegas Irfan. Garuda Indonesia tengah menyiapkan protokol normal baru atau new normal untuk aktivitas penerbangan di tengah pandemi corona. Salah satu protokol kesehatan yang dijalankan yaitu menjaga jarak fisik (
physical distancing) dengan menjauhkan jarak kursi antar-penumpang. "Penerapan jaga jarak antara kursi penumpang satu dengan yang lainnya menjadi sebuah prioritas kami untuk memberikan kenyamanan dalam penerbangan," ujar Irfan. Menurut Irfan, kebijakan ini merupakan salah satu bentuk kenyamanan baru bagi penumpang Garuda saat melakoni perjalanan dengan transportasi udara di tengah pandemi. "Tidak hanya kenormalan baru saja yang akan segera terlaksana. Tapi kami juga menyuguhkan kenyamanan baru untuk Anda," ucapnya.
Saat ini juga Garuda Indonesia tengah berupaya memastikan business continuity di lakukan secara berkesinambungan mulai dari memastikan efisiensi cost berjalan tepat guna dengan tetap memastikan komitmen terkait aspek safety dan service tetap menjadi prioritas utama. "Beberapa strategi yang kami jalankan antara lain melalui optimalisasi lini bisnis kargo dengan memaksimalkan kompartemen penumpang untuk isian kargo. Optimalisasi juga kami lakukan untuk layanan penerbangan charter. Kami juga secara berkelanjutan melakukan upaya renegosiasi atas biaya sewa pesawat," katanya.
Baca Juga: Ini dokumen yang wajib dipenuhi selama pembatasan penerbangan di Angkasa Pura II Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat