Ini saran analis untuk transaksi saham sesi II



JAKARTA. Pada penutupan sesi I hari ini (30/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tak berkutik di zona merah. Indeks tercatat turun 1,06% menjadi 5.145,597. Penurunan indeks dipicu oleh aksi jual 157 saham. Analis memperkirakan penurunan masih berlangsung di sesi dua.Analis dari Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, pelamahan itu tidak terlepas dari faktor bursa global yang kemarin ditutup melemah. Sentimen yang mempengaruhinya adalah revisi pertumbuhan oleh OECD dan revisi ekonomi Cina oleh IMF."Selain itu, faktor dari penghentian stimulus oleh The Fed juga masih jadi sentimen negatif tersendiri. Sehingga sangat wajar hari ini IHSG terkoreksi," kata Desmon, Kamis (30/5).Karena itu, Desmon memperkirakan IHSG akan bergerak dikisaran support 5.140 dan resistance 5.190. Untuk saham yang masih layak dicermati, Desmon merekomendasikan saham WIKA, KLBF, BSDE dan juga INDF.Analis dari Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengungkapkan, tekanan jual asing masih tinggi. Malahan, ia memprediksi sampai penutupan sesi II, tekanan jual asing akan berada di atas Rp 1 triliun.IHSG juga tertekan dengan sentimen rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak bersubdisi yang akan berlaku tak lama lagi. "Kemungkinan besar IHSG mengalami tren penurunan," kata Satrio.Karena itu, Satrio memperkirakan IHSG akan berada antara support 5.125 dan resistance 5.153. Menurut dia, jika IHSG nanti ditutup di atas support 5.153, maka besok IHSG dapat naik."Tapi jika sebaliknya, maka menunggu sentimen regional. Sebab bursa global seperti indeks Dow Jones tidak dapat diharapkan karena masih sering memberikan kejutan," ucap Satrio.Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Satrio merekomendasikan trading buy pada saham sektor batubara dan juga perbankan. Selain itu, Satrio menyarankan agar investor tidak mengoleksi saham bigcaps dan juga saham lapis pertama yang menjadi 'mainan' investor asing, seperti sektor semen dan juga komoditas lainnya."Karena kita tidak akan pernah tahu, kapan asing akan berhenti melakukan aksi jual," tandas Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: