Ini sebabnya saham TINS masih menarik



KONTAN.CO.ID - Sentimen positif menopang prospek PT Timah Tbk (TINS) tahun ini. Harga timah yang naik menjadi salah satu pendorong. Pada Rabu (23/8), harga timah untuk pengiriman tiga bulan ke depan di London Metal Exchange naik 0,86% ke level US$ 20.525 per ton.

Harga timah ini masih berada di atas harga rata-rata logam timah sepanjang 2017 yang ada di level  US$ 19.989 per ton.

Riset BNI Sekuritas memperkirakan, harga timah akan terus naik tahun ini seiring dengan defisit logam timah secara global. "Pasokan timah global diperkirakan lebih rendah karena penurunan produksi timah China hampir 50% secara year on year dan penutupan sejumlah tambang di Myanmar," ungkap BNI Sekuritas dalam riset.


Di Indonesia, pemerintah juga membatas kuota ekspor untuk menekan tambang timah ilegal. Menurut BNI Sekuritas, permintaan timah akan tetap besar di tahun ini. Asal tahu, logam timah dipakai sebagai bahan dasar peralatan elektronik.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang tengah mendorong proyek infrastruktur pun bisa mendorong permintaan dan harga timah yang lebih tinggi. 

CLSA pun masih positif dengan saham TINS. TINS memproduksi 33.772 ton timah sepanjang semester pertama lalu. Angka ini hampir mencapai target produksi 35.550 ton sepanjang 2017. 

BNI Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham TINS dengan target harga Rp 1.100 per saham. Kemarin, harga saham TINS tutup pada level Rp 870 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati