Ini Sederet Hambatan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus memperluas pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanah Air agar memberikan dampak ekonomi yang semakin signifikan. Hingga saat ini pemerintah telah menetapkan 22 KEK, di antaranya 11 KEK manufaktur, tujuh KEK pariwisata, dua KEK digital, dan dua KEK tema jasa lainnya.

Secara kumulatif hingga triwulan pertama 2024, KEK mampu menarik investasi sebesar Rp 187,5 triliun, menyerap tenaga kerja sebanyak 126.506 orang, dan menghimpun 351 pelaku usaha. Berdasarkan laporan seluruh Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK, selama triwulan pertama tahun 2024 saja, nilai investasi mencapai Rp 15,1 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 9.342 orang dan tambahan 19 pelaku usaha baru.

Meski demikian, pengembangan KEK masih banyak menemui kendala atau hambatan. Macroeconomic, Finance and Political Economy Research Group LPEM UI Jahen F Rezki mengatakan, upaya pengembangan KEK perlu memperhatikan kapasitas Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP), fasilitas dan kemudahan, perizinan serta insentif daerah. "Ini beberapa aspek yang masih bisa dikembangkan pada KEK," katanya kepada KONTAN, Selasa (25/6/2024).


Menurut Jahen, KEK masih harus terus dilakukan evaluasi karena masih banyak masalah. Seperti kapasitas BUPP yang kurang dalam perencanaan, pendanaan, perencanaan bisnis dan pengembangan infrastruktur kawasan padahal sangat krusial. "Pengelolaan aset dan lahan juga menjadi penting. Isu tax holiday dan tenaga kerja asing juga perlu dipikirkan lebih dalam," sebutnya.

Pun sama soal perizinan, Jahen bilang, perlu fasiltias khusus bagi pelaku usaha untuk kendala teknis di Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atawa Online Single Submission (OSS). "Isu terakhir soal insentif baik fiskal dan non fiskal yang belum tertuang dalam perda," jelasnya.

Sejauh mana dampak KEK terhadap pertumbuhan ekonomi, Jahen berujar masih perlu ditingkatkan lagi dengan memperbaiki masalah dan kendala yang dihadapi selama ini. Dari riset LPEM UI, dampak KEK terhadap ekonomi nasional sebesar 0.21% pada tahun 2023. "Dari lapangan kerja, KEK menciptakan 300.000 kesempatan kerja pada tahun 2023, atau setara 0.2% dari angkatan kerja nasional," ujarnya.

Adapun penyumbang terbesar tahun ini adalah investasi KEK di Gresik yakni senilai Rp71.5 triliun, KEK Kendal Rp 43,8 triliun, dan KEK Galang Batang Rp 18,6 triliun.

Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang menjelaskan, pengembangan KEK diarahkan untuk mendorong beberapa kegiatan ekonomi Indonesia seperti investasi, mengoptimalkan industri ekspor-impor, mempercepat pembangunan daerah dan mewujudkan model pengembangan kawasan.

“Pengembangan telah diperluas ke berbagai sektor baru seperti pendidikan, kesehatan, dan juga ekonomi digital,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Terbaru, pada sektor pendidikan pemerintah bakal segera membuka universitas asal Inggris yakni King’s Collage London di KEK Shingasari di Malang, Jawa Timur. Adapun nilai investasinya ditaksi mencapai US$ 2 juta atau setera dengan Rp 32,99 miliar.

King’s Collage London telah membuat komitmen kepada Pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi di KEK Singhasari. Sebab itu, kualitas belajar mengajar di King’s Collage London pada KEK Singhasari diharapkan akan persis dengan kualitas KCL di negara asalnya.

Sementara itu nilai investasi di KEK Singhasari mencapai Rp 1,3 triliun. Nantinya bukan hanya King’s Collage London saja yang berdiri, melainkan akan ada beberapa universitas lagi yang bakal dibangun di Malang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dadan M. Ramdan