KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah resmi tercatat melantai di bursa, Hotel Fitra International Tbk (
FITT) sudah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk tahun ini. Salah satu rencana bisnis strategis FITT tahun ini adalah dengan membangun sebuah
convention hall di Majalengka, Jawa Barat. Perusahaan yang resmi melantai dengan kode saham FITT ini berencana mengalokasikan lebih dari 79% dana IPO yang dihimpun untuk pembangunan gedung tersebut. Rinciannya sekitar 49% dari dana IPO atau sekitar sebesar Rp 10,97 miliar akan digunakan untuk mengakuisisi tanah seluas 2.320 meter di Majalengka. Di atas tanah tersebut, FITT akan membangun sebuah
convention hall. Nantinya bangunan itu dapat menampung 1.500 orang. “500 orang untuk
stand theater dan 1.000 orang untuk
standing,” jelas Direktur FITT Tomi Tris, pada pencatatan perdana IPO FITT di Gedung BEI, Selasa (11/6).
Sebesar 30% dari dana IPO atau sekitar Rp 6,72 miliar akan digunakan sebagai biaya pembangunan. Rencananya, pembangunan itu akan dimulai pada Juli 2019 ini. Hingga saat ini, FITT disebut sedang memfinalisasi desain dan menunjuk kontraktor. “Proyeksinya bisa beroperasi bulan Oktober 2019 nanti,” kata Tomi. Selain itu, perusahaan juga masih akan mengandalkan kinerja satu unit hotel yang selama ini menjadi tulang punggung perusahaan. FITT memiliki satu hotel bintang lima dan merupakan satu-satunya di Majalengka, Jawa Barat. Sepanjang tahun lalu, tingkat rata-rata okupansi hotel tersebut sebesar 53,85%. Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2017 dimana rata-rata okupansi Fitra Hotel hanya sebesar 47,77%. Direktur Keuangan FITT Sukino mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan rata-rata tingkat okupansi hotel menjadi 70%. “Libur lebaran lalu, okupansi kami mencapai 100%. Jadi kami optimistis kinerja kami akan baik pada tahun ini,” kata Sukino. Kehadiran bandara Kertajati di Majalengka juga ia nilai bisa menjadi katalis positif bagi FITT. Rencananya, bandara tersebut akan digunakan oleh pemerintah untuk memberangkatkan jemaah haji ke tanah suci. “Penerbangan langsung wisata religi umroh dan haji dari Bandara Kertajati menuju Jeddah dan rute sebaliknya bisa menjadi hal menarik,” kata Sukino. Melihat potensi tersebut, Sukino membeberkan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan beberapa maskapai untuk menjadikan Hotel Fitra sebagai pos transit bagi kru maskapai. Selain itu, FITT juga berencana untuk menggeber ekspansi. Sukino menyebut, FITT memiliki strategi tersendiri terkait ekspansi. Tak melulu melalui aksi pembangunan hotel baru ataupun
take over hotel lain, tahun ini FITT akan lebih membangun bisnis melalui kerjasama manajemen hotel. Sukino menyebut dalam tahun ini sudah ada dua hotel kecil di Majalengka yang berencana bekerja sama dengan FITT untuk urusan pengelolaannya. “Dua hotel itu masing-masing memiliki jumlah kamar sebanyak 30 dan 50 kamar,” katanya. Namun Sukino belum mau merinci lebih lanjut berapa nilai kerja sama tersebut. Sedangkan rencana untuk membangun unit hotel baru dan
take over hotel lain, Sukino mengatakan tidak akan terlaksana dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan untuk tahun 2019 ini, FITT mematok target pendapatan cukup tinggi. Tak tanggung-tanggung, FITT menargetkan pendapatan bisa tumbuh hingga 112% di tahun ini atau dikisaran Rp 17,18 miliar. Sebagai gambaran, tahun lalu pendapatan FITT mencapai Rp 8,07 miliar. Jumlah itu naik sebesar 225% dari pendapatan di tahun 2017 yang sebesar Rp 2,48 miliar. Dari pendapatan di tahun 2018 itu, sewa kamar berkontribusi sebesar 73,67%. Sementara sisanya disumbang dari sewa ruangan sebesar 17,52%, restoran sebesar 7,71% dan sisanya
laundry. Sedangkan untuk unit bisnis
tour and travel belum bisa dikonsolidasi sebagai pendapatan meskipun pada tahun lalu FITT baru saja mengakuisisi PT Fitra Amanah Wisata (FAW) yang bergerak di lini
tour and travel. Selain FAW, pada tahun 2018 lalu perusahaan juga baru saja mengakuisisi PT Bumi Majalengka Permai (BPM) sebagai pengelola Fitra Hotel sebagai satu-satunya hotel bintang lima di Majalengka, Jawa Barat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati