Ini Sederet Risiko yang Membayangi Pergerakan Rupiah Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diyakini akan menguat pada tahun 2024, dibandingkan tahun 2023. 

Pemerintah menetapkan rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun 2024 sebesar Rp 15.000 per dolar AS atau menguat dari rata-rata pada tahun ini yang sebesar Rp 15.100 per dolar AS. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, target yang ditetapkan pemerintah tersebut mungkin tercapai. 


Namun, David mengungkapkan tetap ada risiko yang membayang pergerakan rupiah. 

Baca Juga: Rupiah Melemah Sepekan Ini, Bagaimana dengan Minggu Depan?

"Sehingga dalam skenario dasar dari kami, nilai tukar rupiah nampaknya akan bergerak di kisaran Rp 15.000 hingga Rp 15.500 pada tahun depan," terang David kepada Kontan.co.id, Jumat (18/8). 

Risiko datang dari gejolak harga komoditas, terutama harga minyak. Terlebih, Indonesia merupakan negara net importir minyak. Sehingga, ini bisa membebani neraca perdagangan. 

Kemudian, masih ada kemungkinan instabilitas di sektor keuangan dan perbankan, terutama Amerika Serikat (AS). 

Yang biasanya, ini akan membawa dampak kepada pergerakan aliran modal asing yang masuk ke pasar berkembang, termasuk Indonesia. 

Kendati demikian, David menilai segala upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan mampu menyokong stabilitas nilai tukar rupiah. 

Salah satunya, kewajiban bagi eksportir untuk membawa masuk dan menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri sehingga menyokong pasokan valuta asing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi