Ini sejumlah faktor pemicu pelemahan IHSG dan sejumlah bursa Asia hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,09% ke level 5.959,621 pada perdagangan Selasa (27/4). Padahal, di awal perdagangan IHSG sempat melonjak naik ke level 6.003,918 yang menjadi titik tertinggi hari ini.

Bersamaan, sejumlah bursa di Regional Asia turut melemah hari ini. Indeks Nikkei di Tokyo melemah 0,13% dan Hang Seng Index Hong Kong melemah 0,04%. Sementara Strait Times Index Singapura menguat tipis 0,18%.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, turunnya indeks di kawasan Asia terjadi menjelang dimulainya pertemuan kebijakan The Fed yakni The Federal Open Market Committee (FOMC) nanti malam. Investor berharap Bank Sentral Amerika Serikat tersebut mempertahankan tingkat suku bunga acuan sedikit di atas 0% dan menyuntikkan likuiditas yang lebih besar ke dalam pasar keuangan melalui pembelian surat utang.


Baca Juga: IHSG melemah 0,09% ke 5.959 pada perdagangan Selasa (27/4), asing catat net sell

Perhatian khusus akan diberikan pada komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai pandangan The Fed terhadap inflasi, program pembelian surat utang, serta risiko yang dihadapi sistem keuangan akibat tingginya harga asset seperti saham dan beberapa komoditas.

Investor juga menantikan pidato Presiden AS Joe Biden di depan Kongres AS besok untuk melihat rincian dari belanja infrastruktur dan reformasi perpajakan.

Dari sisi makroekonomi, Bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) hari ini memutuskan untuk mempertahankan target suku bunga acuan jangka pendek di -0,1% dan target imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun di sekitar 0%. BOJ memberi peringatan mengenai risiko yang di hadapi oleh ekonomi Jepang selama pandemi Covid-19 masih menekan konsumsi masyarakat.

Dalam proyeksi ekonomi kuartalannya, BOJ memprediksi inflasi inti untuk tahun fiskal sekarang hanya akan sebesar 0,1%, leboh rendah dari proyeksi 0,5% yang di buat pada bulan Januari lalu. 

Menurut perhitungan BOJ, inflasi inti akan mencapai 0,8% tahun depan dan 1,0% di 2023. Singkatnya, kebijakan moneter masih akan tetap super longgar hingga tahun 2023.

Selanjutnya: BOJ pangkas perkiraan inflasi, peringatkan konsumsi lemah akibat Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi