KONTAN.CO.ID – JAKARTA. A
set kripto bangkit tahun ini setelah menghadapi periode crypto winter pada tahun sebelumnya. Harga Bitcoin (BTC), semisal, mampu mencatat lonjakan harga lebih dari 160% sepanjang 2023, naik dari kisaran harga US$ 16.600 hingga US$ 44.500. Masih membekas dalam ingatan bahwa tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri kripto. Harga
Bitcoin anjlok 75% dari harga puncaknya pada tahun 2021, yaitu US$ 69.000. Koreksi tersebut juga diikuti oleh mayoritas altcoin yang mengalami penurunan di tahun lalu. Dalam dua tahun terakhir, kejatuhan entitas besar seperti Luna, TerraUSD, dan FTX, serta kegagalan bank kripto seperti Silvergate dan Signature Bank, sempat menghantui pasar kripto. Pasar aset kripto juga mengalami tekanan setelah Securities and Exchange Commission (SEC) menggugat dua bursa kripto di AS yang diduga melanggar undang-undang sekuritas federal AS.
Namun tren berbalik positif di tahun 2023.
Terlihat saat sejumlah manajer investasi terkenal, seperti Blackrock dan Fidelity serta diikuti oleh manajer investasi lainnya, mengajukan ETF untuk Bitcoin dan Ethereum. Baca Juga: Warren Buffett Lebih Pilih 2 Aset Ini Dibanding Bitcoin, Apakah Itu? Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, i
novasi di bidang teknologi blockchain memunculkan narasi dan tren baru dalam ekosistem kripto, seperti Bitcoin Ordinal, Artificial Intelligence, Social Finance (SocialFi), dan Real World Asset (RWA). Selain itu, pembaruan Shapella yang dilakukan oleh Ethereum pada April 2023 mendorong platform staking terdesentralisasi atau liquid staking derivatives (LSD). Perhatian juga tertuju pada narasi proyek kripto dari Hong Kong dan China, terutama setelah Hong Kong melegalkan perdagangan Aset Kripto pada 1 Juni 2023. Hal ini didukung oleh berbagai proyek kripto dari Hong Kong & China yang mulai bekerja sama dengan beberapa proyek besar kripto.
Sementara itu, kemenangan parsial Ripple dalam pertarungan hukum melawan tuduhan SEC juga memberikan semangat baru bagi komunitas kripto secara luas.
“Semua peristiwa ini menandai pertumbuhan pasar kripto, menunjukkan inovasi yang semakin terkait dengan sistem keuangan global, dan menuju arah regulasi kripto yang semakin terstruktur,” ungkap Panji dalam riset yang dibagikan Selasa, (26/12). Panji melihat, semester pertama tahun 2024
akan cukup padat dengan serangkaian berita dan peristiwa penting menanti. Utamanya pasar menunggu informasi terkait inflasi dan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). 1.
Inflasi & Suku Bunga AS Saat ini, kebijakan suku bunga The Fed sedang dalam perjalanan menuju perubahan arah. Dalam empat dari lima pertemuan terakhir, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25% - 5,50% termasuk pada FOMC terakhir tahun 2023, setelah melakukan serangkaian kenaikan suku bunga acuan sebanyak 11 kali dalam dua tahun terakhir. Tingkat inflasi tahunan di AS melambat menjadi 3,1% pada bulan November 2023, angka terendah dalam lima bulan terakhir, turun dari 3,2% pada bulan Oktober dan sejalan dengan prediksi pasar. Adapun Bank Sentral AS optimis dapat menekan laju inflasi pada 2024 untuk menuju ke target sebesar 2%, seiring dengan pertumbuhan ekonomi serta aktivitas pasar tenaga kerja yang melambat. Panji mengamati, pelaku pasar antusias dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mulai pada Maret 2024, dengan probabilitas sekitar 74,80% menurut FedWatch Tool CME. Situasi ini menggambarkan bahwa periode kenaikan suku bunga mungkin sudah berada di ujungnya, sehingga menimbulkan optimisme di pasar keuangan terkait dengan perubahan kebijakan The Fed sehingga akan berdampak positif ke pasar kripto. 2.
Persetujuan ETF Bitcoin Spot P
asar kripto juga tengah menanti keputusan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) pada Januari 2024 terkait serangkaian aplikasi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot. Keputusan ini diyakini dapat memengaruhi cara investor berinteraksi dengan Bitcoin, membuka pintu akses yang lebih teratur untuk berinvestasi pada aset digital tersebut. Panji menyebutkan, jadwal tenggat waktu keputusan aplikasi ETF Bitcoin selanjutnya dimulai pada Januari 2024. Lebih dari sepuluh aplikasi diajukan oleh institusi besar seperti BlackRock, Fidelity, dan Invesco. Keputusan SEC atas aplikasi ini akan menjadi acuan bagi produk keuangan kripto di masa depan. ETF Bitcoin, yang memberikan kemudahan berinvestasi tanpa kompleksitas kepemilikan langsung ke aset kripto diharapkan membawa keuntungan aksesibilitas, diversifikasi, dan manajemen profesional. Namun, keputusan SEC juga memiliki risiko dan dampak besar terhadap regulasi di AS. 3.
Bitcoin Halving 2024 Komunitas kripto tentunya akan menantikan peristiwa dari halving Bitcoin yang diproyeksikan akan terjadi pada 2024. Bitcoin halving hanya terjadi sekitar 4 tahun sekali, dengan imbalan (
reward) mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210.000 blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta. Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, kala itu, imbalan penambang yang awalnya 50 BTC dikurang menjadi 25 BTC. Selanjutnya, di halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016 ketika block
reward dipotong dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC. Terakhir, halving bitcoin terjadi pada 11 Mei 2020 lalu, yakni dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Bitcoin saat ini menuju ke siklus Halving keempat diharapkan akan terjadi pada April 2024 dengan reward para mining yang akan dikurangi menjadi 3,125 BTC. Jika diperhatikan, sejak 2011 - 2021 BTC terdapat sebuah pola yang menarik terhadap pergerakan harga Bitcoin. Jika dilihat siklusnya, Bitcoin menguat ketika; setahun sebelum halving, di tahun terjadinya halving dan setahun setelah terjadinya halving. Contohnya BTC menguat dari tahun 2011-2013 lalu turun di tahun 2014 dan kembali menguat di tahun 2015 - 2017 dan koreksi pada 2018. Begitu pula pada halving 2020, BTC telah menguat sejak 2019 hingga 2021 sebelum, akhirnya koreksi pada 2022. Dengan melihat tahun 2023 Bitcoin telah bergerak
bullish, besar kemungkinan bahwa Bitcoin berpotensi melanjutkan momentum
bullish hingga 2025 dan akan koreksi pada tahun 2026. “Didukung penerbitannya yang berkurang setiap terjadinya Bitcoin Halving, hal tersebut juga berdampak positif ke harga Bitcoin,” kata Panji.
Baca Juga: Pasar Kripto 2024 Diproyeksi Positif, Upbit Beberkan Alasannya Panji memaparkan,
pembahasan mengenai narasi kripto memiliki peran yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan terkait investasi. Banyak individu yang tertarik untuk mengamati tren yang sedang berkembang karena konsep narasi dalam ranah aset kripto mengacu pada keyakinan, cerita, atau gagasan yang sedang populer dan mempengaruhi interaksi orang terhadap aset kripto. Narasi tersebut dapat berdampak pada tren pasar, sentimen investor, serta cara di mana masyarakat mengadopsi inovasi baru di dalam dunia kripto.
Dalam perjalanan menuju tahun 2024, yang disertai dengan Bitcoin halving dan antisipasi keputusan terkait ETF Bitcoin spot oleh para pelaku pasar kripto, komunitas kripto juga tertarik untuk mengetahui sektor aset kripto mana yang memiliki potensi untuk menonjol pada tahun 2024. Berikut adalah beberapa narasi menarik di dunia kripto yang diharapkan menjadi sorotan pada tahun 2024 diantaranya Decentralized exchanges (DEX), Decentralized Perpetual Exchanges (Perpetual DEX), Real world assets (RWA), Liquid staking derivatives (LSD), Layer-1, Layer-2, GameFi, dan Artificial Intelligence (AI). Adapun
sejak Januari 2023, Bitcoin telah menunjukkan kenaikan lebih dari 160%. BTC sukses mengakhiri periode pasar yang lesu pada tahun sebelumnya, dan menghasilkan optimisme yang tinggi dalam pasar kripto yang diyakini akan tetap kuat hingga tahun 2024-2025. Panji menuturkan, walaupun aplikasi ETF Bitcoin belum mendapat persetujuan dari SEC sepanjang tahun 2023, ekspektasi terhadap persetujuan pertama Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin di AS terus memunculkan minat baru dari para investor di masa mendatang. Peluang untuk persetujuan aplikasi ETF Bitcoin berikutnya dijadwalkan pada Januari 2024. Di samping itu, perbaikan latar belakang makroekonomi, dengan antisipasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga beberapa kali tahun depan, serta adanya peristiwa Bitcoin halving, menjadi faktor-faktor lain yang berpotensi mendorong pasar kripto untuk mempertahankan momentum positifnya pada tahun mendatang.
Baca Juga: Bitcoin Rebound, Kembali Menuju US$ 44.500? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat