KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menggandeng Tesla Inc untuk berinvestasi. Indonesia telah menjadi pemain kunci dalam industri kendaraan listrik berkat cadangan nikelnya yang kaya. Hanya dalam tiga tahun, Indonesia telah menandatangani lebih dari selusin kesepakatan senilai lebih dari US$ 15 miliar untuk bahan baterai dan produksi kendaraan listrik dengan pabrikan global termasuk Hyundai, LG dan Foxconn. Berikut adalah beberapa kesepakatan investasi besar yang melibatkan nikel di Indonesia:
Januari 2020: Indonesia melarang ekspor nikel yang belum diolah untuk menarik investasi dalam pengolahan hilir. Desember 2020: BASF dan Eramet menandatangani perjanjian bersama untuk menilai pengembangan kompleks pemurnian (smelter) hidrometalurgi nikel dan kobalt yang mencakup pabrik Pelindian Asam Tekanan Tinggi (HPAL) dan Kilang Logam Dasar (BMR), yang akan memproduksi bahan baterai EV. Keputusan investasi akhir dapat dibuat pada tahun 2023.
Baca Juga: Hadirkan Pusat Industri Kendaraan Listrik, Kemenperin Jalin Kerja Sama dengan TMMIN Desember 2020: Kementerian Investasi Indonesia menandatangani MOU dengan LG Energy Solution tentang investasi baterai EV terintegrasi dengan total investasi US$ 9,8 miliar. Maret 2021: Indonesia mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah perusahaan patungan badan usaha milik negara untuk bekerja sama dengan investor asing dalam mengembangkan rantai pasokan baterai kendaraan listrik. September 2021: LG Energy dan Hyundai Motor Group Korea Selatan memulai pembangunan pabrik sel baterai senilai US$ 1,1 miliar untuk membuat baterai EV, tahap pertama dari kesepakatan senilai US$ 9,8 miliar mereka untuk mengembangkan fasilitas baterai EV terintegrasi. Januari 2022: Kementerian Investasi Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dengan Foxconn, Gogoro Inc, IBC dan Indika Energy untuk investasi dalam pengembangan kendaraan listrik dan baterai. Februari 2022: Perusahaan patungan Zhejiang Huayou Cobalt, Tsingshan Holding Group, dan China Molybdenum Co melakukan pengiriman pertama nickel mixed hydroxide precipitate ke China dari Morowali, pusat pemrosesan nikel terbesar di pulau Sulawesi di Indonesia. Maret 2022: Hyundai meluncurkan pabrik di Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik bertenaga baterai, yang pertama di Asia Tenggara. April 2022: IBC dan perusahaan pertambangan negara Aneka Tambang menandatangani perjanjian kerangka kerja dengan produsen baterai terbesar China, CATL Group, melalui anak perusahaannya Ningbo Contemporary Brunp Lygent Co (CBL), untuk kemitraan mulai dari penambangan dan pemrosesan nikel hingga pembuatan baterai EV dan daur ulang baterai. Juni 2022: LG Energy Korea Selatan membangun pabrik peleburan senilai US$ 3,5 miliar dengan kapasitas produksi 150.000 ton nikel sulfat per tahun di Batang, Jawa Tengah. Perusahaan juga akan membangun pabrik senilai US$ 2,4 miliar di Taman Batang untuk memproduksi 220.000 ton prekursor dan 42.000 ton katoda per tahun. Juli 2022: Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt dari China menandatangani perjanjian dengan produsen mobil AS Ford Motor untuk membangun pabrik endapan hidroksida campuran (MHP) berkapasitas 120.000 ton di Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Signifikansi Mobil Listrik di Emisi Karbon Agustus 2022: Produksi kendaraan listrik Wuling Air diluncurkan di Indonesia. Itu sedang dibangun oleh SGMW Motor Indonesia, bagian dari perusahaan patungan SAIC Motor Corp Ltd, General Motors Co dan Wuling Motors.
September 2022: Vale Indonesia menandatangani perjanjian dengan Zhejiang Huayou untuk membangun pabrik kedua untuk memproduksi MHP nikel dengan kapasitas 60.000 ton. November 2022: Vale dan Zhejiang Huayou memulai pembangunan fasilitas PLTMH berkapasitas 120.000 ton di Sulawesi Tenggara. Januari 2023: Aneka Tambang Indonesia dan Hong Kong CBL Limited, anak perusahaan CBL China, menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat untuk kepemilikan sebagian di tambang nikel Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .