Ini sejumlah rencana ekspansi Distribusi Voucher (DIVA) setelah IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) berencana untuk membidik pasar negara-negara Asia Tenggara dan Asia untuk memperluas bisnis layanan produk Tour MiFi dan Instant Intelligence Messaging (IIM) perseroan.

Direktur DIVA Stanley Tjiandra menyampaikan, pada tahap awal, perseroan akan membuka perwakilan Diva Tour MiFi di negara-negara ASEAN. Adapun salah satu perwakilan akan segera diresmikan entitas anak Grup Kresna tersebut pada akhir tahun ini.

"Selain itu, kami juga akan mengincar pasar-pasar turis seperti Singapura dan Hong Kong. Kami juga akan incar Saudi Arabia untuk mengejar untuk jamaah umrah. Pasar religious travel ini sangat potensial mengingat Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia. Dalam waktu dekat, akhir bulan ini akan ada yang rampung,” ungkap Stanley di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (27/11).


Stanley menyampaikan, pihaknya juga tengah menyiapkan produk-produk gandeng (bundling) dengan sejumlah operator untuk dapat menyediakan layanan internet yang dapat digunakan saat bepergian ke luar negeri.

Distribusi Voucher Nusantara baru saja melaksanakan IPO dengan melepas 400 juta saham. Dengan harga IPO sebesar Rp 2.950, maka perseroan akan mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp 632,14 miliar.

Sebesar 55% dari dana tersebut akan digunakan perseroan untuk modal kerja, sebesar 40% untuk pengembangan operasional dan teknologi informasi, sedangkan sisanya akan dikerahkan untuk aktivitas operasional perseroan.

Menurut Stanley, kebutuhan dana tersebut telah melalui tahap perhitungan oleh perseroan di mana hingga tiga tahun ke depan, DIVA membutuhkan investasi sebesar Rp 632,14 miliar.

DIVA merupakan perusahaan digital yang fokus pada platform tiga sektor utama, yaitu pariwisata, telekomunikasi, dan finansial. Bisnis pertama yang diperkenalkan perseroan kepada publik adalah digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Menurut Stanley, saat ini 17.000 UMKM telah bergabung pada ekosistem DIVA. "Sebentar lagi karena kami bakal tutup buku, maka bisa mencapai 18.000 unit. Dan sampai akhir tahun ditargetkan sampai 19.000 unit. Dengan menggunakan platform DIVA, UMKM diharapkan dapat meningkatkan transaksinya secara lebih cashless," tandasnya.

Adapun, berdasarkan riset Kresna Sekuritas, Trimegah Sekuritas dan Sinarmas Sekuritas sampai akhir 2018 Diva diprediksi membukukan pendapatan Rp 1,28 triliun atau 25,14% lebih rendah dari 2017 yang sebesar Rp 1,71 triliun.

Kendati laba bersih tergerus, kenaikan margin menopang laba bersih Diva yang diprediksi mencapai Rp 8,8 miliar pada 2017 dari tahun lalu yang sebesar Rp 2,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia