KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen diyakini akan berpengaruh terhadap gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kuartal kedua 2021. Dari dalam negeri, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, salah satu sentimen yang ditunggu oleh pelaku pasar adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia. William mengatakan, sentimen ini diperkirakan mampu meningkatkan minat investasi masyarakat. “Seperti yang kita tahu, sebulan ini nilai transaksi harian IHSG kecil sekali. Ini jelas menandakan pelaku pasar masih wait and see,” terang William kepada Kontan.co.id, Minggu (28/3). Sentimen lainnya berasal dari eksternal, antara lain yield obligasi negara Amerika Serikat (AS) dan potensi bubble saham-saham teknologi di bursa saham AS. William mengatakan, tekanan Dow Jones sekarang ini lebih banyak berasal dari indeks Nasdaq yang mayoritas berisikan saham-saham teknologi, dan beberapa kali terlihat mulai menurun. “Jika Dow Jones melemah, optimisme pelaku pasar dalam negeri ikut menurun juga dan memicu aksi profit taking,” sambung dia.
Ini sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi gerak IHSG di kuartal kedua 2021
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen diyakini akan berpengaruh terhadap gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kuartal kedua 2021. Dari dalam negeri, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, salah satu sentimen yang ditunggu oleh pelaku pasar adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia. William mengatakan, sentimen ini diperkirakan mampu meningkatkan minat investasi masyarakat. “Seperti yang kita tahu, sebulan ini nilai transaksi harian IHSG kecil sekali. Ini jelas menandakan pelaku pasar masih wait and see,” terang William kepada Kontan.co.id, Minggu (28/3). Sentimen lainnya berasal dari eksternal, antara lain yield obligasi negara Amerika Serikat (AS) dan potensi bubble saham-saham teknologi di bursa saham AS. William mengatakan, tekanan Dow Jones sekarang ini lebih banyak berasal dari indeks Nasdaq yang mayoritas berisikan saham-saham teknologi, dan beberapa kali terlihat mulai menurun. “Jika Dow Jones melemah, optimisme pelaku pasar dalam negeri ikut menurun juga dan memicu aksi profit taking,” sambung dia.