Ini sektor manufaktur yang masih agresif dobrak pasar ekspor di tengah virus corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatatkan sejumlah sektor industri yang masih agresif mendobrak pasar ekspor di tengah pandemi virus corona.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan beberapa sektor manufaktur yang masih agresif menyumbang ekspor nasional adalah  industri makanan, industri logam dasar, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia. Kemudian industri pakaian jadi, serta industri karet, barang dari karet dan plastik. 

"Sektor lainnya yang masih agresif mendobrak pasar ekspor, meskipun di tengah kondisi sulit karena dampak dari pandemi Covid-19 yakni sektor agro, industri oleokimia dan sektor otomotif," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4).


Baca Juga: Pandemi virus corona, ekspor industri manufaktur Indonesia tumbuh 10% di kuartal I

Menperin mencatatkan nilai ekspor industri oleokimia sebesar US$ 658 juta pada Januari-Februari 2020 juta atau naik 31% dibanding periode yang sama di tahun lalu. Selain itu, industri minyak goreng sawit dan oleofood, nilai ekspornya mampu tumbuh 2,5% pada periode Januari-Februari 2020.

Selanjutnya, industri otomotif pada periode Januari sampai per tanggal 15 April 2020, telah melakukan pengapalan kendaraan roda empat secara CBU sebanyak 87.879 unit. Sedangkan, untuk ekspor kendaraan roda dua, mencapai 215.347 unit.

Peningkatan ekspor produk otomotif juga sesuai dengan data PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC), yang menunjukkan jumlah bongkar muat kendaraan CBU mencapai 29.622 unit pada Maret 2020, meningkat 18,40% dibandingkan Maret 2019 sekitar 25.019 unit.

Baca Juga: Langgar PSBB, 71 perusahaan di DKI Jakarta ditutup

“Selain itu, industri otomotif melakukan ekspor komponen untuk kendaraan roda empat, hingga April 2020 telah menembus 11.099.550 pieces. Bahkan, perusahaan-perusahaan komponen pesawat, kereta api, dan alat berat, juga masih aktif melakukan ekspor,” tutur Agus.

Menperin optimistis, Indonesia akan menjadi salah satu dari negara yang diprediksi mengalami recovery lebih cepat dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pasca pandemi Covid-19. “Ini merupakan sebuah optimisme yang harus dijaga,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari