Ini Sektor Saham Jagoan dari Trimegah Sekuritas (TRIM) untuk Tahun 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan masih dipenuhi berbagai peluang dan tantangan yang dipengaruhi oleh dinamika global dan domestik. Di tengah ketidakpastian tersebut, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) memetakan sektor-sektor yang berpotensi menjadi primadona di pasar saham.

Chief Economist Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian mengungkapkan ada dua sektor utama yang layak diperhatikan pada 2025 yakni komoditas dan konsumer. 

"Tahun depan itu tahunnya saham komoditas dan konsumer," kata Fakhrul saat ditemui Kontan.co.id, Sabtu (7/9).


Fakhrul mengingatkan investor untuk berhati-hati terhadap sektor perbankan di tahun mendatang. Perubahan prospek likuiditas global yang dipicu oleh terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) berpotensi memengaruhi dinamika saham perbankan.

Baca Juga: Mengukur Daya Tarik Pasar Modal Indonesia Bagi Investor Asing Tahun Depan

"Saham perbankan masih bagus secara fundamental, tapi apakah itu bisa ditradingkan di PE yang lebih tinggi atau PBV yang lebih tinggi itu pertanyaan selanjutnya," ucap dia.

Sementara itu, sektor otomotif juga diperkirakan menghadapi tantangan pada 2025. Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% yang menyasar barang-barang mewah, termasuk otomotif menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan sektor ini.

"Kita lihat (sektor otomotif) masih menantang," jelasnya.

Baca Juga: IHSG Naik 3,77%, Ini Saham-Saham Net Buy, Top Gainers, & Big Cap Paling Cuan Sepekan

Peluang dan Tantangan Pasar Modal Indonesia di 2025

Fakhrul melihat peluang besar di tahun 2025 berasal dari tren penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dan stimulus di perekonomian China.

Fakhrul juga berpendapat meskipun harga komoditas diperkirakan mengalami koreksi, penurunannya tidak akan terlalu tajam pada tahun depan. Sehingga sektor komoditas tetap menjadi peluang bagi pasar modal.

Namun, risiko global datang dari ketidakpastian terkait kebijakan tarif dari Trump. Kebijakan ini akan menjadi faktor kunci yang menentukan arah perekonomian global, termasuk dampaknya pada Indonesia. 

Baca Juga: Boy Thohir Makin Tajir, Cermati Prospek Kinerja Emiten Beserta Rekomendasi Sahamnya

Keberhasilan Indonesia dalam menghadapi tantangan ini sangat bergantung pada kemampuannya memanfaatkan kebijakan tarif tersebut sebagai peluang untuk memperoleh keuntungan.

Di sisi domestik, pemulihan daya beli menjadi tantangan yang harus segera diatasi. Fakhrul menyoroti pentingnya kebijakan perpajakan yang bersahabat untuk mendorong konsumsi masyarakat. 

Salah satu kebijakan yang sedang dinanti adalah finalisasi PPN 12%, yang berpotensi mengurangi daya beli jika diterapkan secara luas.

"Sebenarnya yang paling urgent di Indonesia itu ialah membangkitkan demand kembali dalam negeri," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati