JAKARTA. Isu pelemahan rupiah muncul setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Saat nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS, sejumlah emiten bakal menjadi dollar looser atau yang terkena sentimen negatif. "Emiten yang banyak impor, seperti yang bergerak pada sektor konsumer, farmasi, kimia dan properti bakal menjadi dollar looser," kata analis Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada, Selasa (15/4). Tekanan bakal semakin kuat jika emiten tersebut juga memiliki kewajiban dalam bentuk dollar AS. Kondisi ini akan menekan bottom line karena adanya kerugian selisih kurs.
Ini sektor yang paling sensitif saat rupiah keok
JAKARTA. Isu pelemahan rupiah muncul setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Saat nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS, sejumlah emiten bakal menjadi dollar looser atau yang terkena sentimen negatif. "Emiten yang banyak impor, seperti yang bergerak pada sektor konsumer, farmasi, kimia dan properti bakal menjadi dollar looser," kata analis Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada, Selasa (15/4). Tekanan bakal semakin kuat jika emiten tersebut juga memiliki kewajiban dalam bentuk dollar AS. Kondisi ini akan menekan bottom line karena adanya kerugian selisih kurs.