KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan bergerak secara konsolidasi pada perdagangan hari ini. Penyebab utama masih datang dari eksternal. Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah memiliki peluang untuk menguat berkat rencana Amerika Serikat (AS) yang ingin menambah stimulus terkait pandemi virus corona. Namun, ekonom Indef Bhima Yudhistira mengingatkan, rupiah juga memiliki sentimen negatif dari dalam negeri yang berpotensi menyeret mata uang Garuda. Sentimen penggerak tersebut datang dari indikator kasus positif Covid-19 di Indonesia yang masih terus di atas 4.000 kendati PSBB sudah mulai dilonggarkan.
Ia menilai pelonggaran tersebut tidak efektif mendorong konsumsi rumah tangga. Baca Juga: BI gelar RDG, sejumlah ekonom proyeksi suku bunga acuan tetap 4% “Data dari Google Mobility pun masih menyebutkan bahwa pergerakan masyarakat ke tempat belanja minus 19% dan ke perkantoran minus 28% dari baseline secara nasional. Kemudian tren penguatan dolar AS terhadap mata uang negara lain yang ditunjukkan dengan Dollar index diperkirakan masih akan berlanjut setelah berada di atas level 93,1,” jelas Bhima, Senin (12/10).