Ini sentimen yang bakal membuat rupiah kembali perkasa selepas libur Lebaran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot berpeluang kembali menguat selepas libur Lebaran mendatang. Kebijakan bank sentral di negara maju yang masih mempertahankan pelonggaran kebijakan bisa menjadi celah rupiah untuk kembali ungguli dolar Amerika Serikat (AS).

Sekedar mengingatkan, kurs rupiah ditutup stagnan di level Rp 14.198 per dolar AS pada Selasa (11/5). Sedangkan, untuk kurs Jisdor melemah tipis 0,04%, dan berada di level Rp 14.203 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, the greenback sempat menguat tipis terhadap mata uang lainnya jelang rilisnya data inflasi AS di bulan April, termasuk indeks harga konsumen inti (CPI).


Selain itu, sentimen yang menggerakkan ada dari Federal Reserve AS yang tidak akan mempertimbangkan untuk mengubah kebijakan moneter dovishnya sampai mereka melihat inflasi yang lebih tinggi, kenaikan upah, dan tingkat pekerjaan yang kuat, dengan rata-rata 1 juta pekerjaan diciptakan, kata Presiden Chicago Fed Bank Charles Evans pada hari Senin (10/5).

“Di Asia, Bank of Japan memperingatkan bahwa ketidakpastian pemulihan ekonomi Jepang dari Covid-19 dapat membayangi konsumsi layanannya dan pemerintah perlu mengambil langkah-langkah stimulus untuk mendukung ekonominya, menurut ringkasan pertemuan kebijakan bulan April,” kata Ibrahim.

Baca Juga: Rupiah ditutup pada Rp 14.195 per dolar AS pada Selasa (11/5)

Untuk dalam negeri, ada penjualan ritel Indonesia terus menunjukkan tanda pemulihan meski masih terjadi kontraksi pada Maret 2021. Namun, sebulan kemudian kontraksi itu diperkirakan sudah hilang.

Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Maret 2021 sebesar 187,9. Angka tersebut naik 6,1% dibandingkan bulan sebelumnya secara month on month (mom).

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) bakal tebar dividen US$ 18 juta, catat jadwalnya

Dia juga menambahkan bahwa pada April 2021, BI memperkirakan IPR berada di 209,3, naik 11,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan April 2020, terjadi pertumbuhan 9,8%. "Peningkatan penjualan eceran diprakirakan sejalan dengan daya beli masyarakat yang meningkat saat Ramadan, keadaan musim dan cuaca yang mendukung, serta banyaknya program diskon," sebut laporan BI.

Ibrahim menilai rupiah akan berfluktuasi tetapi ditutup menguat di rentang Rp 14.180 per dolar AS–Rp 14.225 per dolar AS pada perdagangan perdana pekan depan.

Selanjutnya: IHSG ditutup di bawah 6.000 sebelum libur panjang Lebaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari