Ini Sentimen yang Mendorong Penguatan Rupiah pada Hari Ini (4/4)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali ditutup menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah masih didukung optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia, dan di saat yang sama dolar AS terkoreksi.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, salah satu sentimen yang mendukung rupiah adalah keputusan Bank Dunia yang merevisi proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% pada 2023. Asal tahu saja, sebelumnya Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8%.

Hal ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi luar biasa.


“Walaupun menghadapi guncangan dalam negeri, bahkan ketika pandemi Covid-19, perang Ukraina, dan pengetatan keuangan terjadi,” ungkap Ibrahim dalam riset harian, Selasa (4/4).

Dari eksternal, Ibrahim bilang, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia telah menguat karena kenaikan tajam harga minyak pasca OPEC secara mengejutkan memangkas 1,1 juta barel dari kuota produksinya.

Penurunan semakin cepat setelah indeks manajer pembelian manufaktur Institute for Supply Management (ISM) AS jatuh ke siklus rendah baru. Ini mencerminkan perlambatan berbasis luas.

Baca Juga: Berotot, Rupiah Jisdor Menguat Rp 14.913 Per Dolar AS Pada Hari Ini (4/4)

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong menambahkan, rupiah menguat cukup besar di saat dolar AS tengah di bawah tekanan imbas rilis data manufaktur ISM Purchasing Manager Index (PMI) AS. PMI Manufaktur AS bulan Maret anjlok ke level 46,3 poin atau terendah dalam hampir tiga tahun terakhir.

Namun, penguatan rupiah masih didukung oleh sentimen positif investor yang terus masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Kondisi ini membuat imbal hasil obligasi Indonesia mencapai level terendah dalam 3 minggu di sekitar level 6,736%.

Menurut Lukman, rupiah bakal lanjut menguat di perdagangan besok (5/4) yang ditopang oleh sentimen positif dari dalam negeri. Sementara, dolar AS diperkirakan masih akan cenderung tertekan setelah beberapa data ekonomi seperti inflasi Price Consumption Expenditure (PCE) yang lebih rendah dan ISM PMI manufaktur Amerika Serikat yang lebih lemah.

“Investor selanjutnya mengantisipasi data cadangan devisa Indonesia yang diperkirakan akan kembali naik dan data tenaga kerja AS yaitu Non Farm Payroll (NFP). Keduanya akan dirilis di hari libur Jumat pekan ini,” ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (4/4).

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.850 – Rp 14.950 per dolar AS di perdagangan Rabu (5/4).

Baca Juga: IHSG Naik Tipis 0,09% ke Level 6.833 di Penghujung Perdagangan Selasa (4/4)

Sedangkan, Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan  besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang  Rp. 14.870 per dolar AS - Rp. 14.930 per dolar AS.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (4/4), rupiah spot ditutup menguat 0,48% ke level Rp 14.899 per dolar AS. Sejalan, rupiah Jisdor menguat 0,51% ke level Rp 14.913 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari