KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup menguat 21,17 poin atau 0,29% ke 7.241,13 pada akhir perdagangan Jumat (12/1). Namun, melansir RTI, IHSG tercatat melemah 1,49% dalam sepekan ini. Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, pergerakan IHSG pada pekan ini disebabkan beberapa faktor dari pasar global dan domestik. Untuk sentimen domestik,
pertama adalah cadangan devisa di bulan Desember 2023 yang naik menjadi US$ 146,4 miliar.
Di periode Desember cadangan devisa Indonesia tercatat naik dari posisi di bulan November 2023 yang sebesar US$ 138,1 miliar. “Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, juga ditopang penarikan pinjaman luar negeri pemerintah,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (12/1).
Kedua, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di bulan Desember 2023 naik menjadi 123,8. Posisi itu naik dari level 123,6 pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,29% ke 7.241 Pada Jumat (12/1), ESSA, MEDC, UNTR Top Gainers LQ45 “Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang naik menjadi 113,6 dari 113 pada bulan sebelumnya,” paparnya.
Ketiga, penjualan ritel di bulan November 2023 naik. BI mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) berada di 207,9 pada bulan November. Angka tersebut naik 0,2% secara bulanan dan 2,1% secara tahunan. Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh sub kelompok sandang dan kelompok BBM yang tumbuh meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. “Pada bulan Desember 2023, IPR diperkirakan berada di 217,9, tumbuh 4,8% secara bulanan dan 0,1% secara tahunan,” tuturnya. Untuk sentimen global,
pertama adalah inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi AS secara tahunan naik menjadi 3,4%, dari sebelumnya 3,1%. Menurut Cheril, angka ini lebih tinggi dari perkiraan dan konsensus pada bulan bulan Desember 2023. “Hal ini disebabkan harga energi turun lebih lambat dan tingginya permintaan masyarakat AS untuk tempat tinggal dan layanan kesehatan, yang masing-masing tumbuh sebesar 6,2% dan 4,7%,” ungkapnya.
Kedua, klaim tunjangan pengangguran AS secara tak terduga turun menjadi 202.000 pada minggu lalu, dari sebelumnya 203.000.
Baca Juga: Cek Harga Saham GOTO, MEDC, dan BBCA yang Beda Arah di Penutupan Bursa Jumat (12/1) Ketiga, China yang kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,03% secara tahunan pada bulan Desember 2023. “Deflasi yang terjadi tiga bulan berturut-turut ini disebabkan penurunan pada harga pangan, khususnya daging babi,” paparnya. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, koreksi pergerakan IHSG pada pekan ini masih dipengaruhi oleh sentimen global. Pada sepekan ini, terdapat rilis data inflasi AS yang bergerak naik ke 3,4% secara tahunan dan inflasi China yang meningkat menjadi -0,3% secara tahunan. “Di sisi lain, kebijakan The Fed nampaknya masih cenderung
hawkish dan investor cenderung menanti adanya
cut rate yang direncanakan pada bulan Maret 2024,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (12/1).
Untuk perdagangan Senin (15/1), Herditya memperkirakan, IHSG berpeluang bergerak menguat dengan level support 7205 dan resistance 7250. “Senin besok akan ada rilis data ekspor impor dan neraca dagang Indonesia,” paparnya. Herditya merekomendasikan, investor dapat mencermati saham ARNA dengan target harga Rp 750 - Rp 800 per saham, UNTR Rp 24.425 - Rp 25.200 per saham, dan BBNI Rp 5.800 - Rp 5.900 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari