JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menunjuk Saleh Husin selaku Menteri Perindustrian di kabinet kerja. Langsung saja beragam komentar dan tanggapan mengiringi posisi puncuk pimpinan Kementerian Perindustrian ini. Sebelum terpilih menjadi Menperin, Saleh Husin lebih dikenal selaku politisi dengan jabatan Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Namun tahukah anda Saleh rupanya memiliki latar belakang di dunia usaha? Berdasarkan penelusuran KONTAN, di situs pribadi Saleh Husin, pria kelahiran Rote, Nusa Tenggara Timur, 16 September 1963 ini tercatat sebagai petinggi beberapa perusahaan. Pada tahun 1989, Saleh menjabat sebagai Direktur PT Shelbi Pratama dari tahun 1989-1990, Direktur PT Mandrapurna Aditama tahun 1991-1996, Komisaris di PT Ades Alfindo Putra Setia Tbk tahun 1993-2005.
Selain itu suami dari Andresca ini, juga pernah menjabat sebagai Komisaris di PT Kayu Sengon tahun 1993-1996, Komisaris PT Industri Kayu Parmin 1993-2000, dan Komisaris PT Padang Surya Emas Timber 1993-2000. Ayah tiga anak juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Ometraco Bina Jasa 1996-2000, Komisaris PT Gama Mitra Utama tahun 1997-2006. Sampai saat ini Saleh masih menjabat sebagai direktur di PT Varia Prima Bina Jasa sejak 1998, dan direktur utama PT Sapta Kencana Buana sejak 1998. Saleh sendiri mulai masuk dunia usaha sejak 1974-1978 Kala itu ia memulai usaha jualan kue dan ikan di Rote. Hal itu ia lakukan saat ia masih menjadi siswa di SMP Negeri 1-Baa, Rote, NTT. Saleh kemudian menamatkan SMA di SMA Palapa tahun 1982. Saleh kemudian melanjutkan berdagang atribut sekolah di Bandung dan Jakarta pada 1986-1988. Saleh kemudian menamatkan bangku strata satu di Fakultas Ekonomi, Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) Jakarta, pada 1996. Kemudian mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini melanjutkan studinya di Magister Administrasi Publik UNKRIS, Jakarta dari 2005-2007. Saleh juga beberapa kali mengenyam pendidikan non formal seperti sekolah Public Speaking di Duta Bangsa tahun 2005, selama sembilan bulan mengikuti Kursus Reguler Angkatan (KRA) XXXIX Lemhanas RI tahun 2006, studi strategtis dalam negeri KRA XXXIX Lemhanas RI di Propinsi Jawa Tengah tahun 2006, Studi Strategis Luar Negeri KRA XXXIX Lemhanas RI di India tahun 2006, Seminar Nasional KRA XXXIX Lemhannas RI tahun 2006. Saleh juga aktif dalam berorganisasi. Sejak 1996 hingga saat ini Saleh merupakan anggota Persatuan Golf Maritim Indonesia (PGMI). Beliau juga merupakan anggota dari Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) sejak 2005 - Sekarang. Saleh juga menjabat sebagai Ketua Paguyuban Buncit Indah Jakarta, sejak 2006 - sekarang. Di Partai Hanura beliau menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura sejak 2010-2012. Kemudian beliau menjabat sebagai Ketua DPP Hanura sejak 2012 hingga 2015. Adhi Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia mengatakan dirinya tahu tapi tidak begitu kenal dengan Saleh. "Yang saya tahu, dulu saat Ades mau go public, dia berperan sebagai komisaris disana untuk membantu terlaksananya hal itu," ujar Adhi pada KONTAN, Senin (27/10). Adhi juga mengetahui bahwa Saleh sebelumnya pernah menjabat sebagai petinggi di sejumlah perusahaan. Adhi mengaku tahu tapi tidak kenal secara dekat dengan Saleh. Namun beberapa kolega bisnisnya yang mengenal Saleh, mengatakan bahwa Saleh adalah orang yang terbuka dan mau menerima saran dari kalangan industri. "Mudah-mudahan beliau bisa bekerja keras untuk industri," ujar Adhi. Ia berpesan kepada Menperin yang baru agar melakukan penguatan industri seperti yang sudah ditetapkan MS Hidayat, Menteri Perindustrian 2009-2014. Ia juga berpesan agar terjadi intergrasi yang menyeluruh dari industri hulu sampai hilir. "Meningkatkan daya saing, agar Indonesia tidak semakin dibanjiri impor," ujar Adhi. Triyono, Ketua Asosiasi Minuman Ringan (Asrim) mengaku belum mengenal sosok Saleh. "Terus terang saya belum kenal. Tapi mendengar dia pernah di Ades, mudah-mudahan rencana kerja beliau bisa mendukung industri," ujar Triyono pada KONTAN.
Franky Sibarani, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia mengaku pihaknya tidak punya banyak informasi soal Saleh. Aziz Pane, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia mengakui bahwa dirinya belum terlalu mengenal Saleh Husein, Menteri Perindustrian Kabinet Kerja untuk periode 2014-2019. "Sebetulnya saya mengharapkan sekali menperin yang berasal dari kalangan industri. Tantangan industri ini sangat berat, apalagi MEA tahun depan sudah di depan mata. Sangat bahaya kalau tidak ditangani dengan serius daya saing kita," ujar Aziz. Adapun dalam 100 hari pertama, Aziz mengatakan masalah prioritas yang harus diselesaikan adalah masalah di industri berbasis komoditas. "Indonesia itu kaya sumber daya alam dan komoditas. Ini bisa diolah agar bisa menciptakan nilai tambah," ujar Aziz. Sementara itu Yustinus Gunawan, Ketua III Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman mengatakan dirinya masih menunggu satu bulan - hingga dua bulan baru bisa melihat kinerja menperin yang baru dan kabinet Jokowi. "Namun saya berharap Pak Saleh ini masih muda, diharapkan mau dan mampu bekerja keras," ujar Yustinus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto