KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) menyiapkan sejumlah strategi guna menghadapi kebijakan larangan ekspor bauksit. Direktur Pengembangan Usaha Aneka Tambang I Dewa Bagus Wirantaya ANTM telah menyiapkan dua langkah antisipasi terkait pelarangan ekspor bauksit.
Pertama, melakukan penguatan pasar domestik di tengah terbatasnya pabrik pengolahan alias smelter yang ada di Indonesia. Selain dikonsumsi sendiri, bauksit ANTM juga sudah memiliki kontrak jangka panjang dengan Borneo Alumunia Indonesia. Sehingga, kapasitas produksi 2 juta ton bauksit dapat dioptimalkan serapannya.
Kedua, adalah menggenjot hilirisasi. Saat ini, ANTM tengah mempersiapkan strategi memperkuat kerja sama dengan BUMN China, yakni Aluminium Corporation of China Limited (Chalco) untuk mendirikan smelter alumina.
Baca Juga: Ekspor Bauksit Dilarang, Simak Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Elisabeth RT Siahaan mengatakan, sejauh ini kontribusi penjualan bauksit terhadap pendapatan ANTM relatif kecil, dengan persentase sekitar 3%. Sehingga, larangan ekspor bauksit ini tidak begitu berdampak bagi ANTM. “Larangan ekspor bauksit tidak berdampak kepada kinerja ANTM. Earnings terbesar disumbang oleh emas, nikel dan feronikel,” kata Elisabeth usai rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Kamis (15/6). Pada tahun lalu, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina mencapai Rp 1,93 triliun, tumbuh 35% YoY dari periode 2021 sebesar Rp 1,43 triliun. Jumlah ini hanya menyumbang 4,2% jika dibandingkan dengan total pendapatan ANTM tahun lalu yang mencapai Rp 45,93 triliun.
Sementara pada kuartal pertama 2023, segmen bauksit dan alumina membukukan pendapatan sebesar Rp 326 miliar atau hanya 3% dari total penjualan ANTM yang mencapai Rp 11,59 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari