Ini strategi Aneka Tambang (ANTM) meminimalisir dampak penurunan harga emas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali masuk tren penurunan. Kondisi ini membuat PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) perlu memutar otak untuk meminimalisir dampak penurunan harga terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Karena itu, emiten pelat merah tersebut bakal menjaga volume penjualan emas untuk mengkompensasi penurunan harga logam mulia tersebut. "Kalau pun ada penurunan, kami upayakan volume penjualan hingga akhir tahun ini tidak sampai di bawah kisaran 22.000 kilogram (kg) emas," kata Sekretaris Perusahaan ANTM Yulan Kustiyan, Kamis (9/9).

Target produksi tersebut sejatinya tidak berbeda jauh dengan realisasi penjualan emas di tahun lalu. Sekedar mengingatkan, di tahun 2020, ANTM menjual sekitar 21.700 kg emas.


Namun, target 22.000 kg emas lebih besar dari target awal. Di awal tahun, ANTM hanya menargetkan penjualan emas sekitar 18.000 kg.

Memang penurunan harga emas diperkirakan bakal menekan penjualan si kuning yang dilakukan ANTM. "Secara nominal mungkin akan turun, tapi dengan menjaga volume penjualan kami berharap kualitas margin tetap terjaga," imbuh Anton.

Baca Juga: Prospek bisnis diprediksi cerah, ini rekomendasi saham ANTM

 
ANTM Chart by TradingView

Penjagaan margin menjadi fokus manajemen perusahaan. Strategi ini sejalan dengan skema bisnis ANTM yang lebih banyak menjual emas produksi pihak ketiga dibanding produksinya sendiri.

Sepanjang kuartal I-2021, ANTM mencatat penjualan emas sebesar Rp 6,59 triliun. Penjualan ini lompat 65,79% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp 3,97 triliun.

Dari nilai penjualan tersebut, beban pembelian emas mencapai Rp 5,69 triliun atau setara sekitar 86,34% dari nilai penjualan emas kuartal pertama tahun ini. Beban pembelian ini juga melonjak 54% secara tahunan dari sebelumnya Rp 3,69 triliun.

Jika dihitung secara ringkas, ANTM meraup keuntungan kotor sekitar Rp 900 miliar dari penjualan emas. Ini setara dengan margin kotor sekitar 13,66%, lebih besar dari margin kotor di periode Januari-Maret 2020 yang sekitar 7,05%.

Selanjutnya: Pengamat: Koreksi Bitcoin hanya bersifat sementara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari