KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Jelang libur akhir tahun atau peak season, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) telah menerapkan sejumlah strategi yang juga diikuti oleh seluruh anggotanya. Koordinator Bidang Litbang & SDM Asita, Masrura Ram Idjal mengatakan salah satu strategi tersebut adalah dengan diadakannya ASITA Travel Fair dari tanggal 13-15 Oktober 2023 lalu. Acara ini merupakan pameran
business to consumer atau B2C yang akan mengakomodir seluruh anggota ASITA untuk menjual atau mengenalkan produk daerah dalam 130 booth yang disediakan.
Sebagai catatan, melalui
event ini ASITA menargetkan 10 ribu-30 ribu pengunjung datang ke ASITA Travel Fair dalam satu hari, dengan target transaksi dari Rp100 miliar hingga Rp300 miliar.
Baca Juga: Tren Perjalanan Wisata Diprediksi Terus Tumbuh Saat Momen Libur Akhir Tahun “Jadi kita sudah mengadakan
travel fair selama dua hari di Jakarta, tepatnya di gedung Smesco, ini salah satu strategi dari kami. Di mana ini kesempatan anggota ASITA yang ada di Indonesia untuk meningkatkan penjualan destinasi wisata domestik,” jelas Masrura saat dihubungi Kontan, Jumat (20/10). Ia menambahkan, anggota ASITA yang berasal dari daerah juga datang dan berkumpul dalam
event tersebut, dan mereka sudah dari sejak beberapa bulan lalu turut mempromosikan paket perjalanan yang mereka punya guna menyambut
peak atau high season tahun ini. Kemudian terkait target para anggota asosiasi di
tahun ini, Masrura mengatakan masing-masing perusahaan travel pasti punya target baik yang
inbound maupun outbound. “Dan domestik sendiri, teman-teman yang berada di destinasi favorit seperti Jogja, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, memang sejak jauh hari sudah pasang ancang-ancang karena dari awal tahun sudah ada kenaikan dari wisatawan yang datang ke daerah baik domestik maupun mancanegara. Nah, kalo yang luar negeri memang
peak season-nya di liburan Desember nanti,” ungkapnya. Terkait tren wisata di akhir tahun ini Masrura mengatakan asosiasi melihat wisata domestik masih menjadi favorit. “Tetapi memang tidak semua masyarakat Indonesia menggunakan jasa travel untuk (wisata) domestik ya. Karena biasanya mereka sudah beli tiket sendiri, atau karena sekarang sudah ditunjang sarana-prasarana yang memadai, mereka pilih naik kendaraan pribadi,” ungkapnya.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Usai, Industri Pariwisata Menggeliat Meski begitu, wisatawan domestik juga masih bergantung pada paket destinasi yang ditawarkan anggota-anggota Asita meskipun persentasenya tak sebesar pelancong mancanegara.
“Tapi kalau dari luar negeri, mereka pasti menggunakan biro perjalanan wisata yang ada di berbagai daerah. Karena bagi mereka, lebih mudah dan lebih murah untuk menikmati Indonesia secara keseluruhan,” tambahnya. Lalu terkait tujuan wisata favorit akhir tahun ini Masrura menjelaskan asosiasi belum memiliki survei atau data mengenai destinasi mana yang menjadi tujuan wisatawan terbanyak. “Tapi seperti biasa, kalau berdasarkan permintaan destinasi favorit masih Bali, Lombok, Jogja, Jawa Timur dan sudah banyak permintaan ke Labuan Bajo,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .