JAKARTA. Beberapa bank besar mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di sektor perdagangan restoran dan hotel yang cukup tinggi. Secara industri, sampai kuartal 3 2016 NPL sektor perdagangan tercatat mengandung NPL 4,42%, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Penyebab naiknya NPL di sektor perdagangan ini bersumber dari kelompok bank BUKU III atau yang mempunyai modal inti antara Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun. NPL perdagangan kelompok bank BUKU III sampai kuartal 3 2016 sebesar 4,76%. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sektor perdagangan merupakan lapangan usaha terbesar penerima kredit. Sampai kuartal 3 2016, hampir 19,73% dari total kredit disalurkan ke sektor ini.
Ini strategi bankir BUKU 3 atasi NPL perdagangan
JAKARTA. Beberapa bank besar mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di sektor perdagangan restoran dan hotel yang cukup tinggi. Secara industri, sampai kuartal 3 2016 NPL sektor perdagangan tercatat mengandung NPL 4,42%, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Penyebab naiknya NPL di sektor perdagangan ini bersumber dari kelompok bank BUKU III atau yang mempunyai modal inti antara Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun. NPL perdagangan kelompok bank BUKU III sampai kuartal 3 2016 sebesar 4,76%. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sektor perdagangan merupakan lapangan usaha terbesar penerima kredit. Sampai kuartal 3 2016, hampir 19,73% dari total kredit disalurkan ke sektor ini.