Ini Strategi Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) Kerek Kinerja di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) akan fokus mengejar kenaikan volume penjualan untuk mengerek kinerja keuangan di tahun 2022. Selain itu, perusahaan juga tetap melirik lini bisnis baru. Asal tahu saja, BMSR mengincar kenaikan volume penjualan bahan kimia di kisaran 2%-4%.

Direktur Bintang Mitra Semestaraya Tony Santosa menuturkan, perseroan masih akan fokus pada penjualan produk kimia seiringan dengan kenaikan harga bahan baku kimia dan meningkatkan volume penjualan batubara.

"Perseroan akan fokus pada penjualan produk kimia dan batubara ke depannya, sambil mencari sektor bisnis lain yang dapat menjadi nilai tambah bagi Perseroan," kata Tony dalam Public Expose Insidentil di Jakarta, Rabu (15/6).


Adapun pada awal 2019, BMSR telah melakukan diversifikasi penjualan batubara setelah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus untuk Pengangkutan dan Penjualan Batubara.

Baca Juga: Laba Bersih Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) di Kuartal I-2022 Melejit 2.172,21%

Tony bilang, dengan kenaikan harga bahan baku yang tetap terjaga sampai akhir tahun, perseroan dapat mencatatkan pertumbuhan pendapat sebesar 4 kali lipat dari tahun sebelumnya. Namun dia menekankan semua kembali lagi pada pergerakan harga nantinya.

Manager Finance Accounting BMSR, Cia menambahkan, perseroan memasang target volume penjualan dari produk kimia dapat meningkat 2%-4% untuk tahun ini. Untuk laba, perseroan tidak memasang target pertumbuhan.

"Sedangkan target laba masih sangat tergantung pada pergerakan pada harga bahan baku, tapi kami berharap akan lebih bagus harga bahan bukunya sehingga penjualan meningkat," kata Cia.

 
BMSR Chart by TradingView

Pada kuartal I-2022, BMSR mencetak pertumbuhan kinerja yang signifikan. BMSR mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 74,03% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,36 triliun dari sebelumnya Rp 762,40 miliar.

Pertumbuhan penjualan ini juga ikut mendongkrak laba bersih BMSR. Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 91,83 miliar yang melejit 2.172,21% yoy dari Rp 1,04 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari