Ini strategi BNI Syariah agar kinerja tetap moncer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank BNI Syariah hingga Juli 2018 masih cukup bagus di tengah kondisi pertumbuhan pembiayaan bank umum syariah (BUS) yang melambat. 

Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan membaiknya kinerja BNI Syariah ditandai dengan pertumbuhan pembiayaan dari Rp 22,6 triliun menjadi Rp 26,2 triliun atau tumbuh 15,7% secara year on year.

"Pertumbuhan pembiayaan ini memang lebih kecil dibandingkan pertumbuhan pembiayaan tahun 2017 yang mencapai 19,5%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (19/9).


Dhias menyebut, sejauh ini BNI Syariah fokus pada pertumbuhan yang berkualitas. Pasalnya, rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) dari posisi Juli 2017 mencapai 3,34% menjadi 3,1%.

Sedangkan dari sisi liabilitas, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BNI Syariah per Juli 2018 mencapai Rp 32,9 triliun atau naik 21,2% dari posisi Juli 2017 sebesar Rp 27,2 triliun. Secara persentase pertumbuhan tersebut terbilang lebih rendah dibanding kenaikan periode tahun lalu yang mencapai 23,3%.

Namun, secara nominal naik sebesar Rp 5,8 triliun pada Juli 2018. Lebih tinggi dibandingkan Juli 2017 sebesar Rp 5,1 triliun.

"Dalam hal ini, manajemen fokus kepada ekspansi dana murah terutama tabungan sehingga rasio dana murah (CASA) meningkat cukup signifikan dari posisi Juli 2017 sebesar 48,15% menjadi 54,17%," tambahnya.

Sebagai informasi saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Juli 2018 BUS BUKU I secara industri pembiayaannya menyusut cukup drastis menjadi negatif 10,54%. Padahal setahun sebelumnya, pembiayaan BUKU I syariah mampu tumbuh 6,33%.

Sejalan dengan hal tersebut, DPK BUKU I syariah juga ikut menurun dari 10,69% pada Juli 2017 menjadi 11,86% per Juli 2018.

Sementara itu BUKU II dan BUKU III syariah masing-masing mengalami penurunan pertumbuhan pembiayaan menjadi 3,35% dan 8,51%. Lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya yang sempat naik 8,17% dan 8,51% pada Juli 2017.

Menurut Dhias, beberapa tantangan yang dihadapi oleh perbankan syariah di tengah kondisi ekonomi saat ini terbagi menjadi tiga. Antara lain kualitas pembiayaan, dana murah dan skala ekonomi yang masih rendah.

Agar dapat terus tumbuh, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, BNI syariah semakin selektif dalam memilih nasabah termasuk sektor usaha yang memiliki tingkat risiko relatif rendah.

Kedua, menjalin kerjasama pembiayaan dengan insitusi BUMN maupun pemerintah dan perusahaan swasta yang bonafid. "Terus melakukan supply chain financing dan sindikasi dengan BNI induk, serta memonitor kualitas nasabah secara ketat untuk mengambil langkah sebelum turun ke NPF," tuturnya.

Kemudian, bila terjadi pembiayaan nasabah. BNI Syariah lebih memilih untuk langsung mengambil tindakan berupa restrukturisasi maupun penjualan pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi