KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 150 basis poin sejak awal tahun tentu berdampak pada penurunan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan. Meski begitu, PT Bank Pembangun Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) mengaku masih mampu mempertahankan NIM-nya. Bahkan, Bank Jateng telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengejar target NIM di akhir tahun sebesar 6,37%. Direktur Bisnis Ritel& Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya mengatakan, tren kenaikan suku bunga akan membuat likuiditas perbankan semakin ketat. "Hal ini direspon oleh perbankan, termasuk Bank Jateng dengan menaikkan suku bunga simpanan seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia," ujar Hanawijaya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/10). Kenaikan suku bunga ini berpotensi membuat margin bunga bersih Bank Jateng semakin tergerus. Hingga Agustus 2018, Hanawijaya bilang, Bank Jateng masih mampu mempertahankan NIM di posisi 6,28%.
Ini strategi BPD Jateng pertahankan NIM hingga akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 150 basis poin sejak awal tahun tentu berdampak pada penurunan margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan. Meski begitu, PT Bank Pembangun Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) mengaku masih mampu mempertahankan NIM-nya. Bahkan, Bank Jateng telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengejar target NIM di akhir tahun sebesar 6,37%. Direktur Bisnis Ritel& Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya mengatakan, tren kenaikan suku bunga akan membuat likuiditas perbankan semakin ketat. "Hal ini direspon oleh perbankan, termasuk Bank Jateng dengan menaikkan suku bunga simpanan seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia," ujar Hanawijaya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/10). Kenaikan suku bunga ini berpotensi membuat margin bunga bersih Bank Jateng semakin tergerus. Hingga Agustus 2018, Hanawijaya bilang, Bank Jateng masih mampu mempertahankan NIM di posisi 6,28%.