KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Digital Mediatama Maxima Tbk (
DMMX) menyiapkan sejumlah strategi untuk memacu kinerja pada tahun 2025. Direktur Utama Digital Mediatama Maxima, Budiasto Kusuma mengungkapkan DMMX telah merancang tiga pilar utama sebagai langkah strategis untuk menumbuhkan kinerja pada tahun depan.
Pertama, mempertahankan kontrak-kontrak yang ada. Khususnya kontrak besar (
big key contracts), sebagai dasar stabilitas pendapatan dan kemitraan jangka panjang.
Kedua, melakukan ekspansi ke berbagai channel baru, dengan fokus utama pada penetrasi pasar retailer entry-level, untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di pasar yang berkembang.
Baca Juga: Saham Digital Mediatama (DMMX) Mentok ARB Usai Suspensi Dibuka Ketiga, menambah produk tambahan (add-on products) untuk melengkapi ekosistem smart retail DMMX, guna memberikan solusi yang lebih komprehensif dan bernilai bagi pelanggan. "Ketiga strategi inti ini diharapkan dapat menjadi pendorong yang kuat bagi pertumbuhan dan keberlanjutan kami dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin kompetitif," terang Budiasto, Jumat (15/11). Tak menunggu pergantian tahun, DMMX mulai menjalankan strategi tersebut di penghujung tahun ini. Langkah itu ditempuh dengan memperkenalkan produk solusi ritel berbasis
Artificial Intelligence (AI) di ajang Salon International de l'Alimentation (SIAL) Interfood 2024, yang berlangsung di JIEXPO, Jakarta. DMMX menyasar pasar peritel konvensional yang memiliki jaringan kecil maupun besar untuk bertranformasi ke arah
smart retail. Budiasto Kusuma menerangkan dengan produk tersebut konsumen dapat melihat signage dan videotron (layar promosi LED besar) yang diprogram berdasarkan kondisi waktu, cuaca dan profil toko. Seluruh ekosistem tersebut dibangun dengan kendali terpusat melalui
cloud content management system. Dalam ajang yang sama, DMMX juga meluncurkan LCD Transparent Box dan Consumer Profiling. Kedua produk dan layanan ini dirancang untuk membantu peritel memberikan pengalaman konsumen yang lebih menarik dan terukur dalam aktivitas bisnis ritel. Budiasto mengatakan, produk dan layanan berbasis AI merupakan strategi DMMX untuk membangun ekosistem ritel yang lebih modern dan relevan dengan kebutuhan pasar.
Baca Juga: Investor Cabut dari Saham Emiten Teknologi, Simak Prospek Kinerjanya Dia bilang, DMMX memasang harga yang terjangkau atas produk dan layanan yang ditawarkan, sehingga bisa memperluas pangsa pasar dan menjangkau ritel berjaringan kecil. "Era saat ini menuntut pelaku bisnis ritel bisa memberikan pengalaman yang lebih personal dengan multimedia melalui teknologi ritel pintar. DMMX melalui visi #minterinTOKO berkomitmen untuk selalu memberikan terobosan kreatif terkini melalui solusi ritel pintar berbasis AI," jelas Budiasto. DMMX juga akan menjajaki ekspansi pasar luar negeri. Strategi
global initiative ini akan dijalankan melalui ZKDigimax, perusahaan patungan alias joint venture dengan perusahaan asal China, ZKTeco. Ekspansi menargetkan 49 negara dalam tiga tahun ke depan, dari posisi saat ini yang sudah menyasar di 22 negara. Strategi lainnya, DMMX akan memacu kontribusi dari Bumi Langit pada segmen digital IP licensing serta Close The Door pada segmen konten dan influencer platform. "(Kontribusi dari segmen) konten itu lebih ke margin. Konsolidasinya ke profit, dan sejauh ini bagus sekali,
profitable," kata Budiasto. Guna memuluskan berbagai strategi tersebut, DMMX mengalokasikan belanja modal (
capex) yang stabil di level sekitar Rp 30 miliar pada tahun ini maupun tahun depan.
Dengan sejumlah strategi tersebut, Budiasto pun optimistis DMMX bisa memperbaiki
bottom line ke posisi yang positif pada tahun 2025. Budiasto memberikan gambaran, secara konsolidasi DMMX memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada level 7%-9% atau
high single digit pada tahun 2025. "Sekitar segitu, kami konservatif dulu. Tahun depan harusnya sudah
growing positif, secara operasional kami profit," tandas Budiasto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi