Ini strategi Dirut baru Bukopin Eko Gindo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk baru saja mengangkat Eko Rachmansyah Gindo sebagai Direktur Utama menggantikan Glen Glenardi yang telah mengajukan surat pengunduran diri.

Dalam setahun pertama atau di tahun 2018 ini, Eko ingin mendongkrak pertumbuhan kinerja Bukopin. Dia mengakui, kinerja bank bersandi saham BPKP ini belum memuaskan pada tahun lalu. Salah satunya tercermin dari realisasi kredit yang tumbuh hanya 5% year on year.

"Tahun 2018 ini, kami akan fokus memperbaiki kualitas aset dan sumber dana," katanya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (10/1). Pencarian sumber dana untuk menopang kinerja, menjadi salah satu fokus Bukopin ke depan.


Menurut Eko, bank tetap membutuhkan modal yang intensif agar dapat tumbuh.

"Kami mau diversifikasi target pertumbuhan kepada target market yang sifatnya punya capital charge yang rendah," ujarnya. Menjaga sumber dana juga menjadi prioritas bagi Bukopin guna memperbaiki kualitas aset serta mencetak pertumbuhan aset.

Pria berusia 47 tahun ini pun optimis pihaknya bakal dapat menekan laju kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) hingga di level 3,5% di tahun 2018. Asal tahu saja, NPL Bukopin tahun lalu masih tercatat cukup tajam yakni di posisi 4,87% di bulan September 2017.

Sementara itu, untuk terus menggenjot pertumbuhan kredit, Bukopin mematok peningkatan di kisaran 5% sampai 7% di tahun 2018, sama seperti target yang dipatok untuk pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan nasabah.

Strategi Bukopin untuk meningkatkan kredit antara lain bersinergi dengan anak usaha yakni Bukopin Finance.

"Bukopin Finance fokus di pembiayaan motor dan roda empat seperti truk. Kita integrasi, joint financing untuk kembangkan kredit konsumer Bukopin, ini yang dikerjar tahun ini agar integrasi induk dan anak terjadi," ungkapnya. Eko menyebut, lewat sinergi tersebut perseroan bakal fokus memberikan pinjaman di bawah Rp 1 miliar dengan alasan capital charge dengan nilai kredit tersebut sebesar 75%.

Peningkatan kredit ini, disebut-sebut bakal mendulang pencapaian laba perseroan yang dipatok naik 20% tahun 2018.

Sebagai tambahan informasi saja, merujuk pada laporan keuangan bulan November 2017 Bukopin mencetak realisasi kredit tumbuh tipis sebesar 3,06% secara yoy menjadi Rp 70,17 triliun. Sementara itu, aset perseroan juga hanya naik satu digit menjadi Rp 102,11 triliun atua tumbuh 6,02% dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 96,31 triliun. Kendati demikian, perolehan DPK tumbuh cukup baik yakni 9,76% menjadi Rp 83,92 triliun.

Hanya saja, perolehan laba bersih bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Bosowa Corporindo ini tercatat turun 30,34% menjadi Rp 723,01 miliar dibanding November 2016 yang sempat menyentuh angka Rp 1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia