Ini Strategi Emiten Jasa Tambang Tingkatkan Kinerja di Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa tambang akan menerapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerjanya di tengah pelemahan harga komoditas yang masih membayangi dan berdampak pada perusahaan penyedia jasa tambang batubara.

Emiten jasa tambang, PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) menyatakan prospek bisnis jasa tambang masih sama seperti tahun lalu.

Direktur TEBE, Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, prospek bisnis jasa tambang tahun ini masih relatif stabil kurang lebih masih sama seperti tahun lalu karena kebutuhan pasar di China, India dan Eropa masih tinggi.


Hendy menerangkan, strategi TEBE untuk meningkatkan kinerja jasa tambang yakni dengan cara meningkatkan performa produksi dan efisiensi. TEBE memproyeksikan volume angkutan tahun depan ada di angka  9,5 juta ton, sama dengan estimasi tahun ini.

"Target kinerja operasional kami tahun ini tidak jauh beda dengan tahun lalu yaitu sebesar 9,5 jt ton per tahun," kata Hendy kepada KONTAN, Jumat (15/3).

Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) Pasang Target Konservatif Tahun Depan

Ada juga PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya PT Pamapersada yang membidik peningkatan kinerja operasional di kisaran 5% untuk produksi batubara dan overbuden removal.

Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis menyatakan, Pamapersada bekerja based on tract maka proyeksi produksi pihaknya sudah terencana.

"Estimasi ada peningkatan 5% untuk produksi batu bara dan overburden removal," Jumat (15/3).

Sara menyebut untuk bisnis jasa tambang, kunci strateginya adalah menjadi kontraktor yang paling efisien dalam operasionalnya. Untuk mendukung rencana bisnis tahun ini, alokasi belanja modal untuk Pamapersada mencapai Rp 18 triliun untuk penggantian maupun rekondisi alat berat yang sudah usang. 

Kontan mencatat, hingga tutup tahun 2023 kinerja produksi oleh Pamapersada diestimasikan sebesar 130 juta ton untuk batubara dan 1,1 miliar bank cubic meter (bcm) untuk pemindahan lapisan penutup atau overburden removal. 

Sementara itu, emiten batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) optimistis lini bisnis jasa pertambangan akan memiliki prospek cerah tahun ini dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan.

Sekretaris Perusahaan MYOH, Ahmad Zaki Natsir mengatakan, merujuk pada target produksi batubara dari pemerintah sekitar 700 juta ton, MYOH optimistis hal tersebut akan juga berdampak kepada pada kontraktor, baik dalam hal target yang dibebankan ataupun proyek-proyek baru yang bertujuan untuk mencapai target produksi pemerintah yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Tumbuh Positif, Begini Capaian Bisnis Batubara United Tractors (UNTR) pada Januari

"Kami menargetkan volume OB removal mencapai 35 juta bcm," kata Ahmad kepada KONTAN, Jumat (15/3).

Meski tak merinci besaran kontrak baru yang disasar, sejumlah pekerjaan ditargetkan bisa diperoleh seperti penanganan OB removal, coal getting, coal hauling dan drilling.

Ahmad mengaku saat ini tengah fokus mengerjakan kontrak yang saat ini sudah berjalan dan berharap mendapatkan kontrak baru. Untuk itu, Samindo Resources  akan mendorong sistem yang berkualitas berbasis keselamatan kerja dan memperkuat ketersediaan alat berat dengan meningkatkan kualitas sistem pemeliharaan, baik dari sisi sumber daya manusia ataupun kualitas suku cadang.

Ia menuturkan, saat ini keempat anak usaha Samindo Resources memiliki kontrak yang aktif dengan PT Kideco Jaya Agung, kontrak tersebut bervariasi mulai dari yang berjangka waktu menengah ataupun jangka panjang.

"Jadi kami fokus untuk mengalokasikan seluruh sumber daya pada proyek tersebut," ujar Ahmad. 

 
UNTR Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari