KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain peer to peer lending mengaku terus memperhatikan keamanan pemodal dalam berinvestasi dengan selalu menjaga kualitas kredit yang disalurkan agar tepat sasaran. Mereka juga memiliki skema untuk memitigasi risiko kredit macet para peminjam dana (borrower). Hal ini dapat dilihat dengan tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (TKB90) 100% atau resiko gagal bayar (NPL) 0%. Untuk menjaga tingkat kesehatan pinjaman ini, CEO & Co Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, Akseleran terus berupaya menjaga kualitas pinjaman dengan menerapkan penilaian kredit yang prudent dan berfokus kepada cashflow calon peminjam (borrower).
Baca Juga: Menurut riset Neurosensum, ShopeePay, OVO, DANA paling banyak digunakan Sebagai antisipasi lainnya di masa pandemi, Akseleran menjadikan produk invoice financing sebagai yang mayoritas sebesar 60% dibandingkan pre-invoice financing sebesar 40%. "Dengan demikian, diharapkan dapat menekan total NPL Akseleran tetap berada di bawah 1% di akhir tahun 2021. Selain itu saat ini hampir seluruh pinjaman di Akseleran diproteksi dengan asuransi kredit yang melindungi sampai dengan 90% pokok pinjaman," ujar Ivan kepada kontan.co.id, Selasa (2/3). Sepanjang Januari 2021, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 105 miliar. Sementara sepanjang tahun 2020 lalu, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 960 miliar atau tumbuh 35% dibandingkan realisasi yang sama di akhir tahun 2019. Secara kumulatif, hingga akhir Desember 2020, Akseleran telah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 1,85 triliun dengan total NPL berada di angka 0,18%. Sampai dengan akhir tahun 2021, Akseleran menargetkan total penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp 2 triliun atau naik 2x lipat dibandingkan realisasi di akhir 2020. Di sisi lain, pihaknya juga tetap melihat perkembangan ekonomi Indonesia di tengah pandemi. Baca Juga: Gandeng PFI Mega Life, Grab Financial Group rilis asuransi penyakit kritis