KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (
GIAA) memproyeksikan kinerja usaha tumbuh positif pada kuartal IV-2022. Hal ini sejalan dengan upaya intensif Garuda Indonesia dalam mengimplementasikan langkah restrukturisasi kinerja secara menyeluruh pada berbagai lini bisnisnya. Optimisme tersebut turut ditunjang oleh peluang peningkatan permintaan masyarakat pada periode
peak season akhir tahun serta realisasi aksi korporasi seperti melalui optimalisasi alat produksi yang ditunjang oleh percepatan program restorasi armada. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, sejalan dengan telah dirampungkannya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) melalui putusan homologasi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Garuda Indonesia tengah mengakselerasikan berbagai upaya strategis dalam memaksimalkan langkah restrukturisasi yang mulai dijalankan.
"Di antaranya melalui kesiapan implementasi
rights issue sebagai bagian dari tindak lanjut persetujuan proposal perdamaian PKPU dan rencana penambahan struktur permodalan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah," ungkap dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Sabtu (8/10).
Baca Juga: Optimalkan Peluang, Garuda Indonesia (GIAA) Kembali Layani Rute Makassar-Denpasar PP Outlook kinerja usaha Garuda Indonesia Group yang diproyeksikan tumbuh positif tersebut turut terefleksi melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian semester I-2022, di mana GIAA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 3,76 miliar. Selain adanya peningkatan pendapatan usaha sebesar 26,10% serta diiringi penurunan beban usaha sekitar 11,71% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, perolehan kinerja laba rugi komprehensif konsolidasi Garuda Indonesia turut dikontribusi dari hasil restrukturisasi keuangan melalui PKPU yang dicatatkan pada laba buku perusahaan. Sesuai dengan perjanjian perdamaian yang telah disetujui lebih dari 95% kreditur, perolehan pendapatan restrukturisasi dikarenakan adanya skema penyelesaian utang kreditur melalui mekanisme haircut dan perpanjangan fasilitas utang. "Dapat kami sampaikan bahwa pencatatan pendapatan atas restrukturisasi utang tentunya dilakukan dengan mengacu terhadap standar akuntansi keuangan yang berlaku dan telah diaudit oleh auditor independen PricewaterhouseCoopers (PWC) Indonesia dengan pendapat wajar tanpa pengecualian," jelas Irfan. Dari sisi kinerja operasional, Garuda Indonesia secara grup mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59% atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIIA) Catat Tingkat Keterisian Pesawat Tembus 84% per 30 September Sementara itu, capaian kinerja positif mulai terlihat dari performa angkutan penumpang Garuda Indonesia (
mainbrand) yang pada Semester I-2022 yang mencapai 2.177.034 penumpang dibandingkan pada Semester I-2021 yaitu 1.910.475 penumpang. Pertumbuhan signifikan tercatat dari rute internasional yang meningkat 285% dengan total 218.734 penumpang. Dengan landasan kinerja operasional yang semakin solid khususnya dari langkah penyehatan kinerja keuangan perusahaan, Garuda Indonesia optimistis kinerja usaha secara konsisten dapat terus menunjukkan pertumbuhan positif pada kuartal IV-2022 mendatang, khususnya dengan melihat permintaan penumpang yang terus Garuda Indonesia optimalkan melalui akselerasi program restorasi armada untuk memaksimalkan tingkat keterisian jelang periode
peak season libur akhir tahun ini. Irfan memaparkan, tingkat permintaan penumpang pada kuartal IV-2022 yang hingga saat ini menunjukkan proyeksi pertumbuhan menjanjikan di mana dari total ketersediaan kursi pada keseluruhan periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi untuk periode Oktober sampai dengan Desember, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV-2022 berkisar di angka 84%. Angka tersebut tentunya akan bergerak dinamis sejalan dengan program restorasi armada yang sedang berlangsung serta permintaan pasar di periode
peak season natal dan tahun baru mendatang. Melalui pelaksanaan restorasi armada yang dioptimalkan khususnya di akhir tahun 2022, Garuda Indonesia memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 119 armada yang terdiri dari 61 armada yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan 58 armada dari Citilink.
Baca Juga: Bursa Efek Indonesia Siap Buka Suspensi Saham Garuda Indonesia (GIAA), Ini Syaratnya Langkah akselerasi restorasi armada juga diselaraskan dengan upaya simplifikasi jenis armada yang dioperasikan Garuda Indonesia, antara lain melalui percepatan pengembalian secara bertahap salah satunya untuk armada Bombardier CRJ-1000 yang diproyeksikan akan berlangsung hingga akhir tahun 2022. “Berbekal langkah akseleratif implementasi restruturisasi kinerja serta outlook market industri penerbangan yang menunjukkan peluang menjanjikan khususnya pada pangsa pasar domestik, kami memproyeksikan misi transformasi kinerja yang saat ini terus kami intensif kan dapat berjalin semakin solid guna menjadikan Garuda Indonesia entitas bisnis yang semakin sehat, adaptif, dan berdaya saing,” tutup Irfan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari