Ini Strategi Gunung Raja Paksi (GGRP) Dukung Penerapan Emisi Nol Karbon



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mengurangi tingkat emisi karbon. Perusahaan manufaktur pun dituntut untuk merancang strategi guna mengurangi emisi karbon hasil produksi.

Guna mendukung target pemerintah, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) meluncurkan buku panduan strategi Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola ESG (Environmental, Social & Governance). GGRP juga sekaligus membentuk Departemen Keberlanjutan. Ini menjadikan GGRP sebagai perusahaan baja terdepan di Asia Tenggara yang terus fokus pada ESG.

General Manager Perencanaan & Keberlanjutan Perusahaan GGRP, Sheren Omega menjelaskan, peluncuran buku panduan ini sejalan dengan visi industri menuju keberlanjutan dan mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai nol karbon selambat-lambatnya pada 2060.


“Buku panduan ini sejalan dengan tekad GGRP untuk mengubah pendekatan tradisional dalam industri yang menyumbang 8% dari emisi global. Untuk itu, kami bekerja sama dengan pakar industri untuk menilai lanskap baja di wilayah ini,” terang Sheren dalam siaran pers, Jumat (14/10).

Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Targetkan Pendapatan Tumbuh 19% hingga Akhir 2022

Sheren menerangkan, buku panduan strategi ESG menguraikan langkah-langkah kunci yang akan diambil perusahaan guna menuju produksi baja berkelanjutan. Hal ini didasarkan pada upaya yang sudah dilakukan GGRP, seperti membuat produk yang telah disertifikasi oleh standar global dan pembelian kredit karbon.

Saat ini, lanjut dia, GGRP tercatat sebagai salah satu produsen baja pertama di Asia Tenggara yang telah melakukan pembelian kredit karbon.

Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menambahkan, GGRP memiliki misi untuk melakukan dekarbonisasi produksi baja dan mengurangi emisi gas rumah kaca di kawasan Asia Tenggara. Untuk itu, seiring meningkatnya permintaan baja, pihaknya juga bertanggung jawab memproduksi baja dengan cara yang meminimalkan kerusakan lingkungan.

Hal ini mengingat baja menjadi komponen utama dalam ekspor Indonesia.

“Untuk itu, kami harus memastikan bahwa produksi baja berkelanjutan menjadi hal utama bagi semua produsen baja,” kata pria yang akrab dipanggil Argo ini.

Baca Juga: Per September 2022, Nilai Ekspor Krakatau Steel (KRAS) Sudah Lampaui Target

Tahun ini, GGRP mengejar target pertumbuhan penjualan bersih sebesar 39% .Pengerjaan proyek-proyek infrastruktur baik yang dijalankan oleh pemerintah maupun swasta diharapkan dapat ikut mengerek permintaan produk baja GGRP di sisa periode 2022 ini.

Hingga Agustus 2022 GGRP berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi