Ini strategi Integra Indocabinet (WOOD) memperkuat pasar ekspor ke Amerika



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) kian serius menggaet pangsa pasar mereka di Amerika Serikat (AS). Sejumlah peluang pun dimanfaatkan oleh WOOD agar penjualan ke pasar AS bisa semakin tinggi. 

Direktur Integra Indocabinet Wang Sutrisno menyampaikan, peluang ekspor AS salah satunya didorong oleh politik perang dagang yang tengah terjadi antara China dan AS. Seperti misalnya kebijakan anti dumping terhadap produk-produk asal China. Kondisi tersebut bisa dimanfaatkan oleh Integra untuk memperluas jaringan penjualan di pasar AS. 

"Karena ada kebijakan anti dumping yang dilakukan pemerintah AS terhadap produk-produk China, yang mana kami memproduksi produk substitusi untuk produk-produk itu," ungkap Wang dalam paparan publik, Selasa (31/8). 


Baca Juga: Terkerek penjualan ekspor, WOOD catatkan kinerja positif di semester I-2021

Menurut Wang, permintaan dari pasar AS juga terpantau semakin menguat, khususnya di masa pandemi. Hal itu lantaran adanya pertumbuhan permintaan di sektor perumahan sejak kegiatan work from home (WFH) digaungkan. Banyak orang yang menyisihkan pendapatannya untuk membeli furnitur berbahan dasar kayu. 

"Covid-19 ini membuat mereka bisa bekerja dari rumah, otomatis mempunyai kesempatan membelanjakan uangnya untuk membeli rumah di daerah-daerah pinggiran. Karena mereka membeli rumah di daerah pinggiran, otomatis permintaan akan bahan atau kebutuhan rumah dari kayu maupun furnitur menjadi naik drastis," papar dia. 

Indonesia juga memiliki keunggulan dari segi build material, karena Indonesia ini memiliki potensi besar akan produk perkayuan. Sehingga harga bahan baku kayu di Tanah Air relatif lebih stabil dibandingkan harga kayu di pasar global. "Kami juga memanfaatkan membuat produk-produk kami sebagian besarnya menggunakan kayu lokal," ujar Wang. 

 
WOOD Chart by TradingView

Dia menambahkan, peluang Integra Indocabinet untuk memperluas pangsa pasar di AS sangat terbuka lebar. Mengingat pasar furnitur terbesar dunia berada di Amerika, yang kemudian disusul oleh pasar Eropa seperti Jerman dan Inggris. 

"Apakah terlalu riskan untuk melihat pertumbuhan dari pasar AS ini secara terus menerus? Sebenarnya tidak, mengingat untuk furnitur pasar terbesar dunia adalah AS. Sedangkan selama ini pasar AS ini selalu dikuasai China. Barulah di tahun 2019-2020 karena perang dagang, mulai digantikan oleh Vietnam," ujar dia. 

Sebagai perusahaan yang berorientasi ke pasar ekspor, AS jadi pasar utama yang berkontribusi terhadap total penjualan WOOD. Hingga semester pertama 2021, porsi penjualan ke AS tercatat mencapai 92%, disusul oleh pasar Eropa, Asia, dan domestik. 

Baca Juga: Penjualan ekspor kerek kinerja keuangan Integra Indocabinet (WOOD) di semester I-2021

Secara lebih rinci, penjualan ke pasar AS di semester pertama 2021 melonjak 132,5% dari periode yang sama tahun lalu. Begitu pun dengan penjualan ke pasar Eropa yang turut tumbuh 29,8%. Namun demikian, penjualan di pasar Asia dan Indonesia turun masing-masing sebesar 55,9% dan 57,4%. 

Berdasarkan materi paparan virtual, penjualan WOOD di semester pertama 2021 tercatat sebesar Rp 2,14 triliun. Jumlah itu berhasil tumbuh sebesar 92% dari sebelumnya Rp 1,11 triliun di semester pertama 2020. 

Dari sisi bottom line, WOOD mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 221,83 miliar atau melesat 95,28% dari torehan laba di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 113,59 miliar.

Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) tebar dividen hingga Rp 15,9 miliar, ini jadwalnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati