Ini Strategi Kementerian ESDM untuk Kejar Target Bauran Energi Terbarukan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) 23% pada 2025, namun sampai dengan 2022 realisasi bauran EBT baru mencapai 14,11%. 

Supaya Indonesia mencapai target bauran EBT 23% di 2025, dibutuhkan tambahan 12 GW pembangkit energi bersih. Menurut perhitungan KONTAN, seharusnya dalam tiga tahun ke depan Indonesia menambah pembangkit EBT sebesar 4 GW pertahun. Namun, di tahun ini penambahan pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT hanya sebesar 368,5 MW saja. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan kontribusi EBT untuk bauran energi nasional terdiri atas EBT Listrik dan Non Listrik. 


Baca Juga: Kementerian ESDM Bocorkan Program Transisi Energi yang Dapat Kucuran Dana JETP

“Secara total target penambahan kapasitas terpasang PLT EBT untuk tahun 2023 adalah sebesar 368,5 MW, hal ini didasarkan pada hasil monitoring terhadap dokumen RUPTL PT PLN (Persero),” jelasnya kepada Kontan.co.id, (15/2). 

Pada umumnya pembangunan PLT EBT tersebut ada yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun. Namun pembangunan PLT EBT tersebut terus berproses baik dalam tahap perencanaan, pengadaan sampai dengan konstruksi. 

Sedangkan untuk target penambahan EBT Non Listrik bersumber dari pemanfaatan biodiesel untuk domestik (mandatori B35) sebesar 12,99 juta KL.

Meskipun kita telah memiliki target angka penambahan kapasitas PLT EBT dan mandatori B35, Dadan menegaskan, perlu diperhatikan bahwa bauran energi nasional juga turut dipengaruhi konsumsi energi minyak bumi, gas bumi, dan batubara. 

“Oleh karena itu, bauran energi nasional dapat dilakukan perhitungan di akhir tahun berjalan,” ujarnya. 

Demi mencapai target bauran EBT di 2025, ada sejumlah strategi yang akan menjadi fokus pemerintah yakni penerapan Perpres Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. 

Kemudian, pengembangan pembangkit listrik sesuai RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030. Peningkatan implementasi PLTS Atap untuk berbagai sektor. Mandatori BBN yang naik secara bertahap dari B30 (2022), B35 (2023) dan uji jalan B40 (2022-2023). 

Baca Juga: Medco Dikabarkan Minati Tambang Nikel, Begini Kata Bos Medco Hilmi Panigoro

Tidak hanya itu, Kementerian ESDM juga akan mendorong pemanfaatan langsung panas bumi dan penggunaan biomassa untuk pembangkit (co-firing) dan industri. 

Pihaknya juga akan memfasilitasi dukungan non-teknis lainnya seperti insentif fiskal dan non fiskal untuk EBT, kemudahan perizinan berusaha, serta mendorong pergeseran demand energi ke arah listrik melalui pemanfaatan kendaraan listrik dan kompor induksi. 

Dadan menyatakan, PLTS merupakan salah satu pembangkit yang menjadi andalan untuk mengejar target bauran EBT. Hal ini disebabkan, PLTS memiliki total potensi sebesar 3.295 GW. 

Dengan potensi yang sedemikian besar maka pengembangan PLTS skala besar akan sangat dimungkinkan, selain itu faktor pendorong lainnya yaitu waktu konstruksi PLTS yang singkat dan biaya investasi yang semakin turun/murah sehingga lebih kompetitif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi