KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski baru seumur jagung, platform pembayaran digital pelat merah LinkAja punya tekad menjadi pemain transaksi digital terkemuka. Hingga akhir tahun LinkAja menargetkan untuk punya 10 juta pengguna aktif. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) menyatakan, beberapa strategi juga telah disiapkan bagi LinkAja. “Kalau seperti GoPay dan OVO kan lebih menyasar untuk transportasi pribadi, dan food. Kami sebagai perusahaan BMN lebih menyasar ke daily needs, dan tranportasi massal,” kata pria yang akrab disapa Tiko di Jakarta, Selasa (9/4). Khusus untuk segmen transportasi publik, Tiko bilang LinkAja juga kelak akan dipersiapkan sebagai alat transaksi di jalan berbayar maupun jalan tol yang punya fasilitas multilane free flow dengan skema Radio Frequnecy Identification (RFID).
Kelak, pengguna kendaraan dapat menempelkan stiker berbasis quick response (QR) code di kendaraannya yang dihasilkan dari LinkAJa agar terbaca di RFID. “Kita sudah ada beberapa uji coba di toa dengan RFID, kalau disetujui BPJT, nanti pembayaran juga bisa dilakukan dengan LinkAJa dengan stiker QR Code yang ditempel di kaca mobil,” jelas Tiko. Selain itu, Tiko menambahkan bahwa LinkAja juga kelak akan mengandalkan transaksi harian pengguna dalam membeli bahan bakar. Soal ini LinkAja akan menggabungkan platform pembayaran digital milik PT Pertamina yakni My Pertamina. Tak hanya dari segi transaksi, LinkAja juga mengembangkan aspek sumber dana LinkAja juga akan dibuat secara komprehensif. Maklum, empat platform pembayaran digital milik bank pelat merah juga ikut dilebur ke LinkAja.