Ini strategi Lippo di bisnis bioskop



JAKARTA. Sebagai pemain baru di bisnis bioskop, Grup Lippo telah menyiapkan tiga jurus untuk mengembangkan bisnisnya itu. Lewat bioskop Cinemaxx, Lippo berambisi menjadi pemain besar di bisnis ini.

"Kami berambisi membangun jaringan bioskop terbesar, masif dan paling dipilih masyarakat," kata CEO PT Cinemaxx Global Pasifik Brian Riady, Selasa (14/10).

Maka itu, ada tiga strategi utama yang bakal dilakukan Cinemaxx. Pertama, bersinergi dengan Grup Lippo yang merupakan afiliasi Cinemaxx. Tak hanya untuk pemilihan tempat, tapi juga pendukung kenyamanan penonton, Cinemaxx memanfaatkan tentakel bisnis grupnya. "Di Cinemaxx akan ada Maxx Coffee, Time Zone juga Books and Beyond," katanya.


Strategi kedua adalah dengan memperluas jangkauan di 85 kota yang terletak di 300 lokasi. Total layarnya mencapai 2000 layar bioskop. Brian bilang, kota-kota yang dibidik bukan hanya kota besar, tapi juga kota tier II dan tier III.

"Masih ada 39 kota yang berpopulasi 100.000 orang yang belum memiliki bioskop," katanya.

Strategi ketiga adalah meningkatkan pengalaman pelanggan. Caranya ada dua, pertama, menghadirkan teknologi teranyar untuk suara, layar dan gambar. Kedua, membuka studio bioskop ultra XD yang berkapasitas 500-600 kursi dengan layar 25 meter ultra wide juga ada studio khusus kelas VIP.

"Untuk harga saat ini kami sejalan dengan industri bioskop di Indonesia yang murah namun kualitas layanannya bagus," imbuh Brian.

Adapun, harga tiket yang dibanderol oleh Cinemaxx bervariasi tergantung kelasnya. Untuk kelas regular harga nya Rp 25.000 per tiket, kelas Ultra XD Rp 30.000 per tiket dan kelas VIP atau Cinemaxx Gold Rp 60.000 per tiket.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan