Ini strategi manajer investasi yang mencatatkan kinerja positif pada reksadana saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Pulau Jawa-Bali terpaksa dilakukan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat. Kondisi ini turut menurunkan kinerja pasar saham dan reksadana saham secara rata-rata.

Namun, beberapa produk reksadana saham ada yang tetap mencetak kinerja positif karena memutar alokasi aset ke sektor komoditas, teknologi dan perbankan. Berdasarkan data Infovesta Utama, hingga akhir Juni rata-rata kinerja reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta 90 Equity Fund Index turun 9,27% secara year to date (ytd).

Sedangkan, di periode yang sama kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 0,11%. Ini artinya, mayoritas kinerja reksadana saham berkinerja di bawah kinerja IHSG yang masih positif. 


Meski begitu, dari total 260 reksadana saham yang Infovesta catat, terdapat 54 reksadana saham yang kinerjanya berhasil mengalahkan kinerja IHSG. Salah satu reksadana saham yang tetap berkinerja positif adalah HPAM Ultima Ekuitas 1. Reksadana milik Henan Putihrai Asset Management (HPAM) tersebut tumbuh 11,57% ytd.

Baca Juga: Reksadana pasar uang kembali jadi reksadana dengan kinerja terbaik pada pekan lalu

Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi mengatakan HPAM Ultima Ekuitas 1 mampu tetap berkinerja positif karena mengatur ulang alokasi aset ke saham undervalue, terutama di sektor teknologi dan komoditas. Selain itu, Reza juga masih memilih saham dari sektor perdagangan dan jasa yang dipercaya memiliki potensi perkembangan bisnis yang cerah. 

Sebelumnya, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan rata-rata kinerja reksadana saham yang anjlok hingga Juni berjalan seiringan dengan  kinerja indeks LQ45 yang juga turun 9% ytd. 

"Faktor free float dan juga saham-saham LQ45 kena imbas dari Covid-19 sehingga banyak yang memutar alokasi ke sektor komoditas, teknologi dan trade and service," kata Reza. Meski begitu, Reza juga tetap memiliki saham big caps yang menjadi anggotal LQ45 dari sektor perbankan. 

Baca Juga: Manajer investasi belum mengubah optimisme pasar saham meski adaPPKM darurat

Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin juga overweight pada sektor komoditas. Harga komoditas yang dalam tren tinggi dan diproyeksikan bertahan hingga 2022 menjadi alasan saham sektor komoditas masuk dalam portofolio reksadana saham. "Harga komoditas tinggi karena masih ada gap antara supply-demand antara negara penghasil komoditas yang masih berjibaku menghadapi Covid-19 dan demand dari negara yang berhasil menangani Covid-19 terus naik," kata Toufan. 

Kompak, Toufan juga masih menilai sektor perbankan menarik seiring potensi kinerja sektor tersebut akan naik diuntungkan dari proses pemulihan ekonomi. 

Namun, Reza mengatakan kinerja reksadana saham berpotensi mendapat sentimen negatif dari berlakunya PPKM darurat. Meski begitu, PPKM darurat diperlukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Begitupun dengan usaha pemerintah dalam mendistribusikan vaksin secara cepat. "Level IHSG akhir tahun ini diproyeksikan di 6.400 karena ada PPKM darurat," kata Reza. 

Baca Juga: Peningkatan jumlah investor pada tahun ini jadi angin segar bagi industri reksadana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati