Ini strategi Panca Budi Idaman (PBID) untuk capai kenaikkan penjualan 15% tahun 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan sepanjang 2018 cukup meyakinkan, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) targetkan pertumbuhan penjualan 2019 tumbuh sebanyak 15% dari capaian akhir tahun ini. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan target perusahaan itu di 2018 yakni tumbuh 12%.

"Target 2019 kita harapkan revenue naik 15% dan laba naik 7% hingga 7,5% dari revenue," kata Corporate Secretary PBID Lukman Hakim kepada Kontan.co.id, Kamis (13/12).

Menurutnya, beberapa faktor masih akan menyokong kinerja Perseroan itu di tahun depan, di antaranya subtitusi kantong plastik masih sedikit dan mahal. Ditambah lagi, subtitusi kantong plastik food grade PE dan kantong plastik food grade PP yang digunakan untuk mengemas makanan dan minuman, menurutnya hampir tidak ada karena plastik tersebut murah dan selalu tersedia di mana saja.


Faktor lainnya, yakni masih rendahnya penggunaan plastik di Indonesia, hanya sebesar 20 kilogram (kg) per kapita. Jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, penggunaannya mencapai 40 kg per kapita, bahkan di Eropa sudah mencapai diatas 100 kg per kapita. "Hal ini mengindikasikan potensi kenaikan industri plastik di Indonesia dengan potensi pertumbuhan yang signifikan. Apalagi, pelanggan kami sebagian besar dari pasar tradisional," jelasnya.

Saat ini, Pemerintah telah meluncurkan program revitalisasi untuk pasar tradisional sebagai bagian dari objektif untuk merevitalisasi 1.000 pasar tradisional setiap tahun sampai dengan tahun 2019. Dengan begitu, pangsa pasar tradisional PBID pun semakin meluas.

Untuk itu, perseroan optimistis kinerja 2019 masih positif. Ini juga disertai berbagai strategi komprehensif yang bakal dilakukan PBID di tahun depan untuk mendorong penjualan dan memperkuat brand equity, sekaligus memperluas pangsa pasar.

Beberapa upaya tersebut seperti, memperluas pangsa pasar dan jangkauan distribusi, meningkatkan penambahan kapasitas produksi PBID, meningkatkan brand value dan meningkatkan second brand value. Selain itu, PBID juga akan meningkatkan efisiensi biaya dan keunggulan operasional di tahun depan.

"Untuk tantangan 2019, saya rasa belum ada tanyangan khususu. Apalagi, tahun politik orang tetap butuh kantong plastik dan kami arahnya lebih mendorong sektor makanan dan minuman," ujarnya.

Lukman mengatakan, kontribusi penjualan paling besar masih dari plastik food grab, di mana dari total penjualan kuartal III 2018, sebanyak 62% berasal dari plastik bag, dan 38% dari biji plastik. Nah, dari 62% itu, sekitar 70%-nya berasal dari penjualan plastik food grab dan diperkirakan hingga akhir tahun, penjualan masih di support itu.

Hingga September 2018, perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang kemasan food grade dan barang kemasan lainnya yang terintegrasi dengan kegiatan produksi, distribusi dan perdagangan membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 48,13%.

Laba bersih tahun berjalan PBID juga mengalami kenaikan sebesar Rp 81,96 miliar atau sebesar 48,13%, dari Rp 170,29 miliar pada kuartal III-2017 menjadi Rp 252,25 miliar di periode yang sama tahun ini.

Kenaikan laba bersih tahun berjalan Perseroan terutama disebabkan oleh peningkatan pada penjualan dan efisiensi biaya yang mana terlihat dari peningkatan gross profit margin naik dari 14,42% pada tanggal 30 September 2017 menjadi 15,01% pada tanggal 30 September 2018. 

Selain itu, margin laba bersih naik dari 6,71% menjadi 7,96% pada kuartal III-2018. Kenaikan tersebut, didukung adanya efisiensi biaya produksi karena peningkatan kapasitas Pabrik di Jawa Tengah, dan juga didukung biaya tenaga kerja yang murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .