Ini strategi pengembangan bisnis Alfa Energi (FIRE) setelah raih kredit usaha Rp 10 M



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan batubara, tetap mengintip peluang bisnis di tengah ketidakpastian pasar batubara sepanjang tahun ini.

Sebagai informasi, pada 9 November 2020, FIRE mendapatkan fasilitas kredit modal usaha dari Bank Central Asia (BCA) senilai Rp 10 miliar dengan tingkat suku bunga 9,25% per tahun. Kredit tersebut berlaku satu tahun sejak ditandatanganinya perjanjian kredit.

Director & Corporate Secretary Alfa Energi Investama Lyna Elvira menyampaikan, fasilitas kredit tersebut ditujukan untuk menopang kebutuhan modal kerja dari divisi trading milik FIRE.


“Dengan sedikit membaiknya harga batubara saat ini, manajemen memutuskan untuk lebih agresif mengejar target di sisa kuartal IV-2020,” ungkap dia, Jumat (20/11).

Baca Juga: Alfa Energi Investama (FIRE) dapat fasilitas kredit dari BCA senilai Rp 10 miliar

Dalam info sebelumnya, FIRE menargetkan penjualan batubara sebanyak 1,5 juta ton di tahun ini. Sayangnya, manajemen FIRE belum bisa mengungkapkan realisasi penjualan batubara hingga kuartal III-2020.

Yang terang, kata Lyna, FIRE mulai kembali melakukan kegiatan penambangan secara intensif di salah satu tambang anak usahanya, PT Alfaria Delta Persada (ADP). Tambang tersebut berlokasi di Kutai Kertanegara, Samarinda.

Di sana, FIRE mendatangkan alat-alat produksi secara mandiri untuk menggantikan kontraktor yang telah habis masa kontraknya. Upaya tersebut juga dilakukan sebagai efisiensi biaya pengeluaran penambangan.

“Hal ini kami nilai cukup berhasil untuk menekan biaya secara keseluruhan, sehingga bottom line kami masih terjaga,” ujar Lyna.

Asal tahu saja, laba bersih FIRE naik 25,2% (yoy) menjadi Rp 16,75 miliar hingga kuartal III-2020. Meski demikian, pendapatan perusahaan ini merosot 23% (yoy) menjadi Rp 773,35 miliar.

Guna mempertahankan kinerja, FIRE melakukan diversifikasi supplier dan penjualan. Salah satu pasar yang disasar oleh FIRE adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Lyna menyebut, suplai batubara ke sektor PLTU sejauh ini masih berjalan, meski harus diakui konsumsi batubara di PLTU cenderung rendah seiring pemakaian listrik yang turun di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pendapatan turun 23%, laba bersih Alfa Energi (FIRE) naik 25,2% di kuartal III-2020

Selain itu, Lyna juga menginformasikan bahwa salah satu tambang anak usaha FIRE lainnya, yakni PT Berkat Bara Jaya (BBJ) belum beroperasi saat ini. Tambang BBJ berada di Kutai Barat dan memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP).

Belum beroperasi tambang BBJ lebih disebabkan pihak FIRE masih menunggu momentum perbaikan harga batubara secara berkelanjutan. Tambang BBJ sendiri mengandung batubara dengan kalori yang cukup tinggi yaitu sekitar 5.000 kcal/kg—6.000 kcal/kg.

“Tambang BBJ belum ekonomis untuk ditambang apabila harga batubara indeks Newcastle masih di bawah US$ 75 per ton,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto