Ini strategi SPC menghadapi ponsel bermerek



JAKARTA. Bisnis ponsel di Indonesia kian semarak saja, apalagi sejak ponsel rakitan lokal mulai unjuk gigi. Namun, tak mudah bagi produsen lokal menghadapi ponsel bermerek seperti BlackBerry, Samsung dan Apple, yang kini kian agresif meluncurkan produk anyar.

Agar bisa bersaing, produsen ponsel lokal memiliki jurus khusus. Seperti yang dilakukan oleh SPC, perusahaan perakitan ponsel lokal yang terjun berbisnis ponsel sejak 2009 lalu. "Kami sudah memiliki tiga strategi," kata Raymond Tedjokusumo, General Manager SPC Mobile di Jakarta, Rabu (5/11).

Strategi SPC itu adalah; pertama, inovasi. SPC menurut Raymond akan meningkatkan inovasi dengan menawarkan aplikasi yang dikembangkan oleh SPC sendiri. SPC mengklaim, ada aplikasi tertentu yang tidak dimiliki oleh ponsel-ponsel android bermerek lainnya.


Kedua, kualitas. SPC berusaha memperkuat produknya dengan menjaga kualitas, agar tidak kalah saing dengan ponsel bermerek. Ketiga adalah layanan service center yang akan duperkuat perusahaan, terutama untuk jasa perbaikan, spare part dan juga komplain.

"Sekarang kami memiliki sembilan service center di delapan kota besar di Indonesia," tandas Raymond. Delapan kota besar tersebut adalah Jakarta, Bandung, Garut, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Medan, dan Cibinong.

Untuk tahun 2013 mendatang, SPC akan menambah enam titik service center lagi di Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. "Kami ingin bikin layanan service center sebanyak mungkin agar konsumen mudah menjangkau kami," tukasnya. Adapun lokasi service center yang akan dikembangkan SPC ada di Pulau Jawa dan Sumatera.

Perlu diketahui, SPC sendiri merupakan perusahaan Information Technology (IT) yang berdiri sejak 1985. Sebelumnya, SPC lebih dikenal sebagai produsen elektronik seperti Monitor, LCD, dan sebagainya. Namun, mulai 2009, SPC resmi berbisnis ponsel.

Sejak 2009, SPC mengeluarkan 25 tipe featurephone dan 5 tipe smartphone android. SPC di tahun 2013 mendatang, SPC berniat untuk memfokuskan memproduksi ponsel dengan persentase, ponsel cerdas android 60% dan featurephone sebesar 40%.

SPC sengaja memperkuat bisnis ponsel, lantaran bisnis menyumbang 50% dari total pendapatan SPC. "Kami melihat sejak 2009 ada pertumbuhan yang tinggi di ponsel dan kami mengikutinya," tegas Raymond.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri