Ini Strategi Transmart Agar Tetap Bisa Bersaing Meski Minimarket Kuasai Pasar Ritel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan laporan dari United States Department of Agriculture (USDA), melansir data Euromonitor yang bertajuk Indonesia: Retail Foods edisi Juli 2023, terdapat 3 minimarket yang menguasai pasar Indonesia. 

Yang pertama adalah Alfamart (PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk) dengan nilai penjualan US$ 7.622 juta dan jumlah outlet 17.394. Yang kedua adalah Indomaret (Salim Group) dengan nilai penjualan US$ 7.605 juta dan jumlah outlet 19.996.

Dan yang ketiga adalah Alfamidi (PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk) dengan nilai penjualan US$ 1.100 juta dan jumlah outlet 2.273. 


Baca Juga: Saham Emiten Ritel Masih Bisa Dilirik, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Dengan data ini, mengukuhkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau AMRT sebagai minimarket dengan jumlah penjualan dan jumlah outlet (ditambah Alfamidi) terbanyak di Indonesia. 

Disisi lain, sebagai pemain retail di kelas hypermarket, Transmart Carrefour (PT Trans Retail Indonesia) berada pada posisi ke-6 tepat di bawah Superindo (Koninklijke Ahold Delhaize NV) dengan nilai penjualan US$ 318 juta dan jumlah outlet 86. 

Meski berada di rangking yang lebih rendah, Vice President Corporate Communications PT Trans Retail Indonesia, Satria  Hamid mengatakan tipe hypermarket tetap memiliki keunggulan dibandingkan minimarket. 

“Tipe hypermarket itu memang harus mengambil posisi dan melakukan inovasi. Tapi jangan salah, hypermarket itu dibandingkan minimarket memiliki keunggulan dari bonus area space yang mereka punya,” kata dia saat dihubungi Kontan, Selasa (08/08).

Nilai keunggulan inilah yang menurut dia harus di utilisasi, namun memang harus tetap melihat perkembangan dari konsumen.  

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Topang Kinerja Ritel

“Kita harus bisa melihat apa kebutuhan konsumen kita. Itulah yang secara detail harus bisa kita suguhkan.  Baik dari sisi kategori produk, kita bedah lagi brandnya apa. Intinya adalah mercendais list-nya harus bagus dan tajam,” kata dia. 

Transmart kata dia juga selalu melihat kearifan lokal yang ada di daerah. Yang terkadang berbeda antara kota yang satu dengan kota yang lain. Dan ini menjadi cara agar Transmart bisa terus melengkapi kebutuhan, termasuk juga untuk menjaga inventori. 

Persaingan ini tambah dia sebenarnya bukan hanya kepada minimarket saja, tapi juga terhadap yang online (e-commerce).

“Karena kan kalau lihat barangnya, cenderung sama. Barang hypermarket dengan minimarket. Terkadang ada barang yang sama pun di e-commerce,” ujarnya. 

Strategi lain yang digunakan oleh Transmart adalah melakukan strategi kerjasama dengan semua unit bisnis ekosistem dalam sebuah grup. 

“Kalau dibedah lagi, kita kerjasama dengan bank digital maupun tidak digital, kita kerjasama dengan media yang kita punya. Dimana hypermarket lain gak punya itu,” katanya.  

Baca Juga: Menakar Dampak Chat dan Social Commerce ke Emiten Ritel

Selain itu, inovasi dan promosi akan dikembangkan terus ke depannya. Contohnya, dengan diadakannya full day sale setiap bulan oleh Transmart yang diharapkan pendapatan bisa naik sampai 3 kali lipat dari program ini. 

Selain itu, ia menambahkan, Transmart sedang menyiapkan ekspansi penambahan gerai baru memasuki semester 2 tahun 2023 ini. Meski Satria belum mau menyebutkan dimana tepatnya daerah gerai baru akan dibuka.

“Ekspansi, kita sudah melihat daerah-daerah berpeluang kita bisa buka toko di sana. Jadi tutup satu toko juga merupakan strategi yang kita sebut sebagai efisiensi. Karena tutup toko kita buka di tempat yang lain,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .