KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga minyak mentah dunia dinilai cukup mempengaruhi kelangsungan bisnis produsen kemasan plastik, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (
YPAS). Sekadar catatan, rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) minyak mentah Indonesia pada bulan Maret 2021 menyentuh US$ 63,50 per barel. Angka tersebut naik US$ 3,14 per barel dibandingkan rata-rata ICP di bulan Februari 2021 yakni US$ 60,36 per barel. Direktur Yanaprima Hastapersada Rinawati Dinata mengatakan, fluktuasi harga minyak mentah yang terjadi belakangan ini akan menjadi kendala, karena mempengaruhi harga bahan baku kemasan plastik seperti polypropylene. Apalagi, untuk sementara ini
YPAS tidak memanfaatkan bahan baku selain minyak mentah untuk memproduksi kemasan plastik.
“Apabila masih ada kenaikan harga minyak, strategi yang akan dijalankan adalah mempertimbangkan kembali kontrak jangka panjang yang bersifat
high risk,” ujar dia, Senin (19/4). Terlepas dari itu, Rinawati menilai bahwa secara umum kondisi persaingan di industri kemasan plastik masih tergolong kompetitif. Memasuki periode Ramadan,
YPAS disebut mengalami kenaikan permintaan produk kemasan plastik dari industri pangan.
Baca Juga: Permintaan produk kemasan Yanaprima (YPAS) naik 10% selama pandemi Selain industri makanan dan minuman, produk yang dihasilkan YPAS terserap oleh berbagai sektor lainnya seperti industri semen, industri pupuk, maupun pasar bebas. Manajamen
YPAS pun berusaha memperluas pangsa pasarnya, baik di dalam maupun luar Pulau Jawa. “Strategi kami di tahun ini tetap memperluas pasar dengan mencari pelanggan baru di dalam Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa,” imbuh Rinawati. Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2020 penjualan bersih
YPAS turun 21,87% (yoy) menjadi Rp 303,20 miliar. Namun, laba bersih tahun berjalan YPAS meroket 139,36% (yoy) menjadi Rp 8,33 miliar di akhir tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari