KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembenahan dana pensiun milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi salah satu agenda besar dari Kementerian BUMN. Adapun Kementerian BUMN telah memberi mandat kepada PT Bahana TCW Investment Management untuk mengelola investasinya. Terkait hal itu, Direktur PT Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama mengatakan sejauh ini terdapat total 12 portofolio dana pensiun yang dikelola Bahana TCW. "Total dana kelola sebesar Rp 3 triliun per 31 Mei 2023," ucap dia kepada Kontan.co.id, Selasa (6/6).
Terkait strategi pengelolaan, Bahana TCW melakukan simulasi investasi dan portofolio juga akan disesuaikan dengan tujuan investasi dan konsep Liabilities Driven Investment (LDI) yang membagi ke dalam dua jenis portofolio. Adapun dua pembagiannya, yaitu aset inti untuk pemenuhan kebutuhan liabilitas dan aset surplus untuk mengoptimalisasi imbal hasil.
Baca Juga: Kementerian BUMN Soroti Kinerja Dapen BUMN, OJK Angkat Bicara Danica menyebut penekanan pada proses investasi yang disiplin serta mengadopsi pendekatan yang menyeluruh dengan mengombinasikan metodologi investasi
top-down dan
bottom-up menjadi dasar tata cara pengelolaan yang baik. "Selain itu, meminimalisir risiko secara cermat dengan melakukan
screening investment universe dan melakukan diversifikasi portofolio," ungkap dia. Jika menerapkan hal tersebut, gagal kelola dapat dihindari. Menurut Danica, ada sejumlah faktor yang menjadikan dana pensiun itu gagal dikelola. Dia mengatakan beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam suatu investasi, yaitu risiko pasar, risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan risiko lainnya. "Dengan demikian, perlu manajemen risiko yang baik dan proses investasi yang disiplin melalui tim investasi yang berpengalaman," kata dia.
Baca Juga: Tumbuh 5,03%, Aset Dana Pensiun Capai Rp 352,85 Triliun pada April 2023 Sebagai informasi, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan permasalahan dana pensiun BUMN telah memasuki babak baru. Dia menyebut setidaknya ada empat dana pensiun dalam proses investigasi karena imbal hasil dana pensiun hanya di bawah 4%. "Saya kira akan ada satu dua kasus lagi yang kami bawa karena sedang diinvestigasi. Kemarin baru saja Dapen Pelindo," ungkap Kartika. Kartika menyampaikan keempat dana pensiun tersebut ada yang memiliki hasil investasi di kisaran 0,9%. Dia pun menerangkan kasus Dapen Pelindo saja hasil investasinya masih berada di kisaran 1,9%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati