Ini syarat agar Kopaja & Metromini lewat busway



JAKARTA. Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dan Australian Agency for International Development (AUSAID) sedang melakukan kajian mengenai rencana memperbolehkan bus kota reguler masuk jalur transjakarta. Namun, sebelum kebijakan itu dikeluarkan, operator bus diharuskan meremajakan terlebih dahulu bus-bus yang mereka miliki agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh transjakarta. 

"Sebenarnya konsepnya seperti yang sudah sering kita jelaskan. Pertama harus punya AC, pintu busnya sesuai dengan pintu halte transjakarta, operasionalnya diubah lebih profesional dengan sistem rupiah per kilometer. Jadi tidak lagi dengan sistem setoran," kata Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto kepada Kompas.com, Minggu (3/5/2015). 

Yoga yakin, bila tak menemui banyak hambatan dan disertai dengan dukungan pemerintah, operator bus akan bisa merevitalisasi busnya dengan cepat dan lancar. Ia mencontohkan mengenai revitalisasi angkutan yang dilakukan kopaja terhadap bus-busnya yang melayani rute P-20 (Lebak Bulus-Senen); S-13 (Ragunan-Grogol); dan 602 (Ragunan-Monas). Menurut Yoga, saat ini jumlah bus kopaja dengan spesifikasi laik yang melayani tiga rute tersebut ada 200 unit. Ratusan tersebut dibeli kopaja tanpa bantuan pemerintah. 


Dengan demikian, ia berkeyakinan, bila dibantu pemerintah, maka akan ada ribuan bus sedang yang bisa direvitalisasi. "Asal bisa langsung, enggak perlu nunggu-nunggu Dishub masih kajian inilah, kajian itulah. Lelang untuk besaran rupiah per kilometer 3-4 bulan selesai. Penyiapan bus enggak butuh lama, 4-6 bulan bisa beres. Kopaja saya yakin mereka bisa enggak sampai setahun. Kalau metromini ya harus menyelesaikan konflik internalnya dulu," ujar Yoga. 

Jumlah penumpang bisa meningkat 

Yoga yakin bila nantinya seluruh bus bisa direvitalisasi disertai dengan sistem pembayaran rupiah per kilometer, akan banyak warga Ibu Kota yang mau beralih menggunakan angkutan umum. Kembali, ia mencontohkan layanan bus kopaja AC di tiga rute yang disebutnya berhasil menjaring banyak penumpang. Indikatornya adalah mudahnya kopaja mendapatkan pinjaman dari bank untuk merevitalisasi busnya. Kemudahan itulah yang membuat kopaja saat ini telah memiliki 200 bus dengan spesifikasi laik. 

"Kalau programnya (revitalisasi bus) itu enggak menguntungkan, pasti layanan Kopaja AC sudah tutup dari kapan tahun. Karena enggak bisa dapat penumpang dan bayar cicilan. Tapi kenyataannya kopaja selalu nambah bus, bank juga happy untuk ngasih kredit. Artinya penumpangnya banyak," tutur Yoga. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa