Ini syarat pariwisata Indonesia dilirik investor



KONTAN.CO.ID - Demi memperkenalkan pariwisata Indonesia kepada investor asing, Kementerian Pariwisata punya trik yaitu dengan pembentukan 10 Bali baru. Realisasinya 10 destinasi ini diprioritaskan dipasarkan dengan formulasi strategi pengembangan 3A. Yakni atraksi, aksesibilitas dan amenitas.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana mengatakan, nantinya yang akan dipaparkan kepada para stakeholders atau investor yang menanamkan modal ke pariwisata Indonesia adalah 10 Bali Baru tersebut.

Itu artinya, Danau Toba, Sumatera Utara dengan proyeksi performa di tahun 2019 sebanyak US$ 1.600 miliar itu dipaparkan. Begitu juga Tanjung Kelayang, Bangka Belitung, dengan proyeksi performa di tahun 2019 sebanyak US$ 4.000 miliar.


Setalah itu Kota Tua dan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta-Kepulauan Seribu, dengan proyeksi performa US$ 1.500 miliar, Borobudur, Magelang, dengan proyeksi performa US$ 1.500 miliar, Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur, dengan proyeksi performa US$ 1.400 milia.

Mandalika Lombok dengan proyeksi performa US$ 3.000 miliar, juga Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dengan proyeksi performa US$ 1.200 miliar.

Kemudian juga Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dengan proyeksi performa sebanyak US$ 1.500 miliar, Morotai di Maluku Utara dengan proyeksi performa US$ 2.900 miliar.

"Implementasi pengembangan 10 Bali Baru tersebut dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan terangkum dalam rumus ABCGM, yakni academic, business, community, government, dan media," ujar Pitana dalam keterangan yang diterima KONTAN, Kamis (21/9).

Sementara realisasi investasi di destinasi-destinasi tersebut memiliki perbandingan di mana jumlah investor asing jauh melebihi investor lokal.

"Di samping itu, promosi melalui media juga dilakukan sebagai upaya penyebarluasan informasi dan memasarkan program 10 Bali Baru tersebut kepada masyarakat dunia," kata Pitana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto