KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dipandang mampu menciptakan efisiensi dan menambah keragaman pilihan produk investasi, beberapa manajer investasi tertarik meluncurkan produk reksadana multi share class. Salah satu pelopornya yakni PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) . Di industri reksadana Indonesia, multi share class pertama kali diterapkan pada produk reksa dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) yang dikelola MAMI dan diadministrasikan oleh Standard Chartered Bank Indonesia (Standard Chartered) sebagai bank kustodian. Director & Chief Business Development and Advisory Officer MAMI, Heryadi Indrakusuma menilai bahwa multi-share class sangat bermanfaat dalam hal efisiensi waktu dan biaya bagi perusahaan manajer investasi. "Dari segi biaya, juga cukup banyak komponen biaya yang dapat dihemat," jelas Heryadi, Rabu (23/10).
Baca Juga: Industri reksadana mengenalkan produk multi share class, apa itu? Dia menjelaskan, jika semula manajer investasi mengelola beberapa reksadana dengan strategi yang sama, maka lewat multi share class dapat disatukan dalam satu reksadana, sehingga cukup mengadministrasikan satu reksadana saja. Sedangkan bagi investor reksadana, manfaat multi share class mampu memberikan potensi imbal hasil yang lebih optimal. "Pengelolaan dana dalam satu portofolio besar akan lebih efisien daripada dalam beberapa portofolio kecil. Manfaat lainnya, investor tidak perlu dipusingkan dengan beragam nama produk, yang sebenarnya isinya sama,” ujar Heryadi. Sementara itu, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Legowo Kusumonegoro menekankan bahwa multi share class lebih efisien baik bagi MI dan juga investor. Untuk produk multi share class kali ini, MOU terdiri dari tiga kelas unit penyertaan (share class). Baca Juga: Tips menyusun portofolio saat saham genting dari Infovesta Utama Presiden Direktur Bahana TCW Edward Lubis mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya juga berencana untuk meluncurkan produk reksadana multi share class. Harapannya, dengan bertambahnya MI yang meluncurkan produk multi share class maka sosialisasi produk bisa semakin mudah. "Kami pakai multi share class, karena memang akan menjadi feature buat kami. Mungkin kinerjanya akan beda antara share A dengan share B, jadi akan lebih mudah memberikan informasi ke investor," jelas Edward. Sementara itu, Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, dengan hadirnya MI yang menerbitkan multi share class, ini menunjukkan bahwa appetite untuk produk ini memang ada. Selain itu, setiap fitur yang ditawarkan tentunya memiliki peminatnya masing-masing. Baca Juga: UangTeman akan dapat suntikan modal baru, akan dipakai untuk apa?