KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyusun rancangan Surat Edaran OJK (SEOJK) tentang Tarif Premi Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor. Rancangan SEOJK tersebut disebutkan salah satunya akan mengatur penyesuaian tarif premi asuransi kendaraan bermotor berbasis listrik. 

Mengenai hal itu, PT Zurich Asuransi Indonesia menilai bahwa diferensiasi tarif antara kendaraan listrik dan konvensional sangat tergantung pada hasil kajian berbasis data.

Chief of Underwriting Zurich Asuransi Indonesia Stephen mengatakan jika secara statistik kendaraan listrik memiliki risiko kerugian atau biaya klaim yang lebih tinggi, penyesuaian tarif secara proporsional akan dipertimbangkan untuk menjaga keberlanjutan portofolio dan perlindungan nasabah secara optimal. 

Proses Transisi, GOTO Umumkan Hans Patuwo Bakal Jadi CEO Gantikan Patrick Walujo

"Meskipun demikian, besaran kenaikannya tentu akan diputuskan secara seksama dengan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk tren pasar dan daya beli masyarakat," katanya kepada Kontan, Rabu (16/7).

Baca Juga: Zurich Gandeng UOB Indonesia Hadirkan Asuransi Perjalanan untuk Nasabah

Lebih lanjut, Stephen menyampaikan Zurich memberikan perlindungan kendaraan listrik melalui asuransi kendaraan bermotor Autocillin, yang dirancang untuk kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. Pada dasarnya, dia bilang cakupan manfaat asuransi kendaraan listrik setara dengan kendaraan konvensional, tetapi dapat disesuaikan sesuai kebutuhan nasabah.

Sementara itu, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengungkapkan beberapa perusahaan asuransi umum sudah mulai menerapkan perbedaan tarif premi untuk asuransi kendaraan listrik, terutama yang memiliki kebijakan underwriting berbasis risiko. 

Meskipun demikian, Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan penentuan besaran tarif premi asuransi kendaraan listrik sementara ini bergantung pada hasil analisis risiko masing-masing perusahaan asuransi karena belum ada data industri untuk kendaraan listrik saat ini. 

"Perbedaan tarif itu biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti nilai kendaraan, biaya perbaikan, serta kompleksitas sistem kelistrikan dan baterai," ucapnya kepada Kontan, Senin (14/7).

Baca Juga: Program 3 Juta Rumah, Zurich Indonesia : Bisa Berdampak Positif ke Asuransi Properti

Untuk cakupan perlindungan, Budi menyebut secara umum perlindungan yang diberikan dalam asuransi kendaraan listrik saat ini masih sama dengan asuransi kendaraan konvensional. Hal itu mengingat polis yang digunakan masih sama, yaitu Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI). 

"Namun, mungkin masing-masing perusahaan asuransi menerapkan klausul khusus yang disesuaikan dengan karakteristik kendaraan listrik, seperti pengecualian terhadap kerusakan baterai, komponen kelistrikan, dan lainnya," ungkap Budi.

Lebih lanjut, Budi menyampaikan berdasarkan pantauan umum, tarif premi untuk asuransi kendaraan listrik bisa mencapai 10%–20% lebih tinggi dari kendaraan konvensional dengan tipe dan nilai pertanggungan yang sama. 

"Angka itu masih bersifat indikatif dan dapat berubah seiring perkembangan data klaim, serta perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News