Ini tantangan Anabatic pasarkan PocketBank di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) baru saja menjalin kerjasama dengan IBM Indonesia agar aplikasi yang dibuatnya bisa kompatibel dengan perangkat keras dan lunak yang juga disediakan IBM Indonesia. Aplikasi itu disebut PocketBank dengan target pasar perusahaan jasa keuangan seperti bank dan asuransi.

Direktur ATIC Adriansyah mengatakan, pemasaran PocketBank masih harus mengalami beberapa kendala. Pertama, untuk penetrasi ke perbankan syariah.

Kalau sekedar layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) bisa saja, sebab memang tanpa bunga. “Tapi kalau ada layanan digital lain seperti pinjaman, itu belum ada aturan resmi,” jelasnya pada Kamis (19/7).


Kedua, investasi digital bagi perusahaan jasa keuangan masih dinilai cukup mahal. Tidak semua bank berani untuk mengambil langkah investasi digital.

“Beberapa perusahaan ditemui mereka bingung. Mau implementasi tapi enggak mau investasi terlalu besar dulu. Kenapa karena ini kan produk baru. Jangan sampai mereka invest besar belum tentu returnnya besar,” ujar Adriansyah.

Nah, untuk kendala itu diatasi Anabatic dengan menyediakan sistem basic yang murah bersama IBM Indonesia. Jadi IBM Indonesia selaku penyedia perangkat keras dan platform bisa menawarkan perangkat yang murah sudah bundle dengan server PocketBank.

Jadi, Anabatic perlu memahami kebutuhan kliennya terkait berapa besar kapasitas PocketBank yang dibutuhkan. Pihak perbankan misalnya, perlu memahami berapa besar nasabahnya yang akan beralih ke digital. “Nanti kapasitas itu bisa disesuaikan dengan kebutuhan si bank,” kata Adriansyah.

Ketiga, digitalisasi juga bakal mempengaruhi pola kerja perusahaan jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan harus memang sudah siap sejak awal sebelum mengadaptasi PocketBank.

Sebab setelah itu, kata Adriansyah, perusahaan jasa keuangan perlu menyiapkan organisasinya beserta pola marketing yang baru. “Jadi layanan digital tidak simple pasang aplikasi jalan. Tapi ada perubahan pola pikir dari marketing kliennya nanti,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .