Ini Tantangan dan Isu Utama Industri Asuransi di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut industri asuransi di Tanah Air masih diselimuti berbagai tantangan. Namun, pada dasarnya potensi asuransi di Indonesia masih sangatlah besar.

Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Iwan Pasila mengatakan, inflasi yang cenderung meningkat beberapa periode ke depan berpotensi pengambil kebijakan menaikkan suku bunga lebih lama (higher for longer).

“Dengan kenaikan suku bunga yang panjang ini memberikan dampak pada unrealized loss dari surat utang, di sisi lain mempengaruhi daya beli masyarakat sehingga potensi membeli premi terjadi terkendala,” ujarnya dalam Seminar LPPI di Jakarta, Jumat (24/11).


Iwan mengungkapkan, sektor perasuransian menghadapi tantangan yang tak mudah dan perlu segera diantisipasi. Beberapa tantangan itu antara lain ketidakpastian ekonomi global yang berpengaruh pada pengelolaan investasi.

“Kami mengingatkan kepada industri asuransi untuk tidak hanya fokus kepada portofolio investasinya tapi juga melihat dari sisi portofolio produknya. Jangan sampai risiko yang kita bangun dari pendapatan premi, tidak kita praktekan dengan baik,” ungkapnya.

Baca Juga: Tugu Insurance Targetkan Spin Off UUS Bakal Rampung di Tahun Depan

Iwan melanjutkan, data juga menunjukkan penetrasi dan literasi asuransi masih cukup rendah sehingga dibutuhkan upaya ekstra untuk meningkatkannya.

“Dalam kerangka berfikir ini seharusnya teknologi digital akan membantu kita dalam meningkatkan penetrasi. Perkembangan teknologi yang masif juga menuntut asuransi untuk memanfaatkannya,” terangnya.

Berikutnya, lanjut Iwan, isu perlindungan konsumen juga perlu diperhatikan sebab ini menjadi fokus para regulator di seluruh dunia.

“Di dalam pertemuan internasional, prudential meeting dan market conduct ini menjadi dua fokus yang sejalan dengan pengawasan regulator,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Iwan menambahkan, potensi pasar asuransi di Indonesia masih cukup besar sebab didorong oleh beberapa faktor antara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tergolong stabil dan jumlah populasi yang besar.

“Selain itu kawasan kita di ring of fire ada risiko-risiko yang bisa di cover oleh asuransi terutama asuransi umum, serta potensi digital Indonesia yang sangat besar,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari